Pemkot Banjarmasin Serius Tangani Ribuan Anak Putus Sekolah | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 06 Mei 2025

Pemkot Banjarmasin Serius Tangani Ribuan Anak Putus Sekolah

BERITABANJARMASIN.COM - Ribuan anak di Kota Banjarmasin tercatat belum "menginjakkan" kaki di ruang kelas. Pemerintah Kota Banjarmasin tak tinggal diam. 

Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin HR, menegaskan persoalan anak tidak sekolah adalah pekerjaan rumah besar yang tidak bisa diserahkan kepada satu dinas. 

“Harus jujur melihat kenyataan. Masih banyak anak kita tak sekolah dan itu bukan cuma urusan Dinas Pendidikan. Ini tanggung jawab seluruh elemen kota,” ujarnya usai membuka sosialisasi anak putus sekolah, Senin (5/52025).

Sebagai bentuk keseriusan, acara tersebut juga diselingi penandatanganan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan. “Kalau hanya satu dinas yang bergerak, kita akan lambat,” kata Yamin.

Ia menyampaikan, pemerintah akan membentuk tim lintas sektor melibatkan tokoh masyarakat hingga lembaga swasta guna mempercepat pendataan dan intervensi. “Intinya, tak ada anak yang dibiarkan berhenti sekolah begitu saja,” tegasnya.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Ryan Utama, membeberkan dari data awal aplikasi verifikasi anak putus sekolah, terdeteksi sekitar 7.000 anak di berbagai jenjang tidak bersekolah. Namun, baru 1.900 data yang berhasil diverifikasi. 

“Masalah utamanya justru di sini. Kita belum tahu alasan jelas kenapa sebagian besar dari mereka tidak sekolah. Apakah karena biaya, kondisi keluarga, atau faktor sosial lainnya,” ujarnya.

Menurut Ryan, Pemkot sebenarnya mencatat kemajuan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan. Rapor pendidikan Banjarmasin meningkat dari status tuntas awal ke tuntas madya. “Tapi tetap saja, satu anak yang tak sekolah adalah satu kegagalan yang harus segera ditangani,” katanya.

Data dari Badan Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan memperkirakan jumlah anak tidak sekolah yang lebih realistis sekitar 3.000. 

Meski demikian, pemkot tetap menggunakan angka konservatif 7.000 sebagai pijakan kerja, sembari menunggu validasi ulang di lapangan. Menariknya, mayoritas anak dalam daftar tidak sekolah itu berada di usia pendidikan anak usia dini (PAUD). 

“Ini jadi penting karena masa PAUD adalah fondasi utama sebelum masuk pendidikan dasar. Kalau terputus di sini, risikonya panjang,” ujar Ryan. (arum/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner