 |
| Kepala Dinkes Kalsel, Muhammad Muslim |
BERITABANJARMASIN.COM - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro atau PPKM mikro akan dilakukan evaluasi setelah dua minggu.
"Misalnya kita liat apakah ada tren yang menurun, terutama kalo PPKM mikro ini zonasinya itu pada level RT dan RW, oleh karena itu di level itulah yang lebih diperketat," kata Kadinkes Kalsel, Muhammad Muslim, Rabu (17/2/2021).
Sebagaimana diketahui PPKM mikro dilakukan pengetatan yang berbeda disetiap RT RW dilihat apakah ada lebih dari 10 rumah dalam satu RT mengalami kasus Covid-19, maka pengetatan terhadap kegiatan masyarakat yang optimal akan dilakukan.
"Jadi per tanggal 7 Februari zonasi yang dikeluarkan satgas pusat itu ada dua yang merah, kemudian dua yang kuning Tabalong dan Hulu Sungai Selatan, selebihnya itu oranye," ungkapnya.
Selain itu, upaya yang dilakukan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di Kalsel, Dinkes Kalsel juga sudah meminta alat deteksi Covid-19 yakni GeNose kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI beberapa waktu yang lalu.
"Mudah-mudahan ada jawaban terkait bantuan yang kita mintakan. Kalo tidak kita akan berupaya untuk pengadaan sendiri," ujar Muslim.
Menurut informasi yang ia dapat ketersediaan GeNose masih sedikit sementara permintaannya cukup banyak.
Muslim berharap dalam waktu dekat Kalsel sudah mempunyai alat GeNose agar dalam proses skrining bisa lebih masif dalam kondisi yang lebih nyaman dari sisi spesimen, kecepatan, dan harganya jauh lebih murah. "Walaupun tetap saja untuk menetapkan konfirmasinya menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR)," pungkasnya.
Sebagai informasi, alat deteksi Covid-19 hasil pengembangan para peneliti UGM ini memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat. Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19. (fitri/sip)
Posting Komentar