Sisi Lain Kepala Ombudsman Kalsel, Senang Ulas Peribahasa Banjar Tempo Dulu | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 01 November 2019

Sisi Lain Kepala Ombudsman Kalsel, Senang Ulas Peribahasa Banjar Tempo Dulu


BERITABANJARMASIN.COM - Membuat sebuah tulisan dengan menggunakan peribahasa Banjar zaman dahulu merupakan sesuatu yang sering dilakukan, Kepala Ombudsman Kalsel, Noorhalis Majid, Rabu (30/10/2019).

Saat ditemui Beritabanjarmasin.com, Noorhalis mengatakan menurutnya kebanyakan orang hanya memposting, mengirim dan membagikam kembali sebuah karya seni, sedangkan untuk memproduksi konten di antara seribu orang hanya satu atau dua orang saja yang memproduksi. "Yang memproduksi dari seribu orang, satu saja susah," ungkapnya.

Berawal dari sana, Noorhalis mulai coba memproduksi, dengan membuat sebuah tulisan peribahasa Banjar yang berbasis kebudayaan mengenai nasihat-nasihat orang dulu. Diantaranya nasihat dari nenek atau orang tua pada zaman dahulu yang saat ini sudah tidak diucapkan lagi.

"Mamaku dulu mengucapkan itu karena setiap hari nasihat papadah peribahasa itu menjadi semacam pedoman atau tuntunan hidup, Itu yang aku coba tulis. Dan aku menulisnya tanpa referensi, hanya berdasarkan ingatanku saja karena dulunya itu menjadi bahasa keseharian ketika menasihati anak, mengobrol dengan kawan, menyampaikan sesuatu selalu disisipi dengan ungkapan-ungkapan pribahasa itu. Coba aku tulis," tuturnya.

Sejauh ini Noorhalis sudah membuat sebanyak 100 tema peribahasa banjar. "Aku sudah tulis 100 tema, mungkin kalau bisa tulis terus sampai 1000 tema senang sekali. Jadi sekitar tiga bulanan," ucapnya.

Keinginan membuat tulisan peribahasa Banjar muncul tiba-tiba dan berdasarkan  kesadaran, Apalagi menurutnya saat pemilu kebanyakan orang hanya memposting tanpa menyaring, dan hal ini akan menimbulkan berbagai macam hal.

Ia juga membagi hasil tulisannya di media sosial, seperti Facebook, dan grup-grup di Whatsapp, agar menjadi pengetahuan. Dan ternyata banyak mendapat apresiasi, terlebih jika diterjemahkan dalam konteks kekinian menjadi lebih menarik.

Beberapa karya tulis pribahasa banjar yang ditulis Noorhalis diantaranya: buruk sikuan. Memiliki arti ketika seseorang memberikan sesuatu kemudian dia ambil lagi. Manimpakul, umpat batang timbul, ngalih membuang batu kapalatar, benganga dulu hanyar beucap, rumput mengalahkan banua, badiri sadang baduduk sadang dan masih banyak lagi.

"Semua itu sebenarnya ada nasihat-nasihat yang menuntun kita agar tidak asal ngomong, tidak asal berbuat, kalo bisa mulailah dalam pidato-pidato itu mencampur dengan ungkapan-ungkapan bahasa Banjar sekalipun itu pidato-pidato gubernur yang formal," pungkasnya.(fitri/Puji)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner