Melihat Pembuatan Gelang Simpai Dayak Meratus | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 21 Desember 2014

Melihat Pembuatan Gelang Simpai Dayak Meratus


Sebuah anyaman gelang yang ternyata memiliki makna dan filosofi yang dalam. Gelang ini terbuat dari serat tanaman pakis, yang biasa disebut masyarakat Dayak Meratus Alang Am. Sejenis tanaman pakis yang tumbuh liar di hutan. Apa yang unik dan menarik dari gelang khas ini?

Simbol Kebersamaan, Keterikatan, Khas Budaya Dayak di Kalsel
 
Keindahan alam dan keanekaragaman budaya di Kalimantan Selatan memang sangat beragam. Selain suku Banjar, di Kalimantan Selatan juga terdapat suku Dayak. Suku Dayak banyak bermukim di kawasan pegunungan Meratus.

Namun kali ini kita tak membahas secara mendalam mengenai kehidupan suku Dayak Meratus. Kita akan melihat salah satu aksesoris khas Dayak Meratus yang memiliki kekhasan tersendiri. Salah satunya adalah gelang simpai.

Tulisan ini sebagai salah satu hasil pengamatan pada stand-stand daerah yang tampil pada festival budaya pasar terapung yang diadakan Pemprov Kalimantan Selatan baru-bartu tadi. Pada salah satu stand, yaitu stand Kabupaten Hulu Sungai Tengah, nampak banyak pengunjung berdesakan.

Saat dilihat lebih dalam, ternyata banyak pengunjung yang antre untuk dibuatkan gelang simpai khas suku Dayak Meratus oleh beberapa orangan yang ahli membuatnya, dan merupakan orang dari suku Dayak Meratus. Uniknya, gelang ini tak bisa dibeli per buah begitu saja. Karena untuk bisa mendapatkan gelang ini, perajin langsung membuatkannya di tangan kita.

Semula perajin akan mengambil serat tanaman pakis berwarna coklat kehitaman, lalu kemudian menganyamnya menjadi gelang di tangan kita. Prosesnya memakan waktu sekitar 30 menit. Jika tingkat kerumitannya tinggi, bahkan bisa sampai tiga jam.

SERIUS - Proses pembuatan gelang simpai Dayak Meratus
Gelang simpai merupakan ayaman khas dayak maratus yang biasanya digunakan untuk gelang baik pria maupun wanita. Selain itu gelang simpai ini biasanya merupakan salah satu bukti bahwa siapa saja yang pernah menginjakan kakinya di pegunungan Meratus. “Tidak mudah mencari bahan baku gelag simpai ini. Bahan bakunya adalah serat tanaman pakis, namun kami di gunung biasanya menyebut tanaman Alang Am,” kata Badri, salah satu pemuda suku Dayak Meratus di dalam stand Kabupaten HST itu, akhir Desember 2014.

Menurutnya, gelang ini merupakan aksesoris khas dari suku Dayak, dan tidak banyak yang bisa membuatnya. Gelang pun ada bermacam macam ada yang dibuat dari bahan tanaman Alam Am  saja.  Ada pula bahan campuran (rotan dan pakis). Salah satunya yang paling terkenal adalah gelang simpai 12, yang merupakan campuran dari rotan dan paku pakuan ayaman ini membentuk huruf M berwarna hitam dan coklat kekuningan lebih rapat. “Bisa saja dipadukan dengan serat rotan,” tambahnya.
Selain digunakan untuk aksesoris gelang ini konon juga di percaya membawa keberuntungan, melindungi dari gangguan makhluk halus. Karena ayaman ini marupakan simbol hubungan atau keterikatan yang menjalin secara bersamaan dan melengkapi satu sama lain yang tidak ada putusnya.

Seperti diketahui, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menyimpan banyak kekayaan, baik dari segi keanekaragaman flora dan fauna. Di Hulu Sungai Tengah (HST) terdapat kawasan Meratus yang memiliki luas 46.270 ha dengan Halau-Halau sebagai puncak tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdapat di HST dengan Puncak Meratus (Halau-Halau). Penduduk Kabupaten HST, selain suku Banjar, juga terdapat suku Dayak Meratus. Sama seperti di Kabupaten HSS yang jaraknya berdekatan dengan Kabupaten HST. (stp/mb)

Baca terus BANUAONLINE.COM, follow twitter @banuaonline.

BACA JUGA
JANUARI, KALSEL WASPADA BANJIR >> http://www.banuaonline.com/2014/12/kalsel-waspada-banjir-januari-2015.html

WISATA UNIK LABIRIN TANAH LAUT >> http://www.banuaonline.com/2014/11/wisata-unik-labirin-pelaihari.html

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner