BERITABANJARMASIN.COM - Anggota Komisi I DPRD Kalsel, Fahrani menyoroti para petani yang tak bisa menanam padi akibat bibit yang mengalami pembusukan imbas diterjang banjir.
Hal ini diketahui setelah dirinya melakukan peninjauan. Seperti terjadi di Kabupaten Banjar, hampir 70 persen lahan pertaniannya terendam banjir.
"Di masa tanam (melacak anakan), hampir semuanya terendam dan busuk sehingga terancam gagal menanam benih lokal seperti siam di Kabupaten Banjar," ucapnya.
Untuk tetap bertahan solusi dari beberapa wilayah para petani memanen anakan benih yang tumbuh dari sisa panen atau pasca panen untuk kemudian disemai kembali.
Lanjutnya, selain pada tanaman padi penyumbang pendapatan signifikan masyarakat disana ada pada pertanian jeruk dan perikanan.
Buah-buahan seperti jeruk, rambutan, dan perikanan belum tercover pada bantuan pasca banjir. "Hingga saat ini bibit sangat langka juga bibit perikanannya karena indukannya hampir semuanya lepas akibat banjir yang terjadi," ucapnya.
Menyikapi aspirasi warga saat reses tersebut pihaknya menjadikan pokok pikiran (pokir) dan diharapkan dapat dimasukkan dalam pembahasan program Pemerintah Provinsi Kalsel.
"Petani sangat mengharapkan bantuan bibit perikanan dan pertanian untuk bisa bertanam kembali," jelasnya. (maya/sip)
Posting Komentar