BERITABANJARMASIN.COM - Suasana jelang Pilwakot Banjarmasin kian seru, peta politik mulai terbuka lebar. Namun ada anggapan, parpol pengusung penantang petahana masih belum solid secara ideologis.
Pengamat politik sekaligus akademisi ULM Sethia Budi misalnya, dalam tulisannya di salah satu media menyebut fenomena ini sebagai model politik bacaruk.
Parpol pengusung calon yang menantang petahana masih belum solid secara ideologis. "Hal ini karena secara ideologis partai politik para pengusung belum ada yang solid. Soliditas seperti hanya ditakar dari aspek pragmatis saja," katanya.
Terbukti bahwa PKB yang identik dengan suara Nahdlyin, sebutnya, hari ini ikut dalam koalisi mendukung pertahana, buah nyata bahwa model silaturrahim yang selama ini dibangun petahana Ibnu Sina berjalan efektif.
Sementara itu, PKS yang merupakan parpol yang mengusung petahana pada Pilwakot lalu malah mendukung calon dari Golkar sebagai calon wali kota.
Menariknya, hingga saat ini Ibnu Sina menyatakan kesetiaannya sebagai kader PKS, hal ini juga senada disampaikan Ketua DPD.
Meskipun begitu, sang petahana dianggap memiliki basis yang kuat dan masih mempunyai peluang besar untuk mendulang suara dari basis massa akar rumput PKS.
Sayangnya saat dikonfirmasi jurnalis BeritaBanjarmasin.com, Ketua DPD PKS Kota Banjarmasin, Hendra memilih bungkam dan memilih hemat kata dalam memberi keterangan.
"Untuk masalah akrobat-akrobat ini, saya tidak ada pernyataan dan tanggapan apa-apa," ujarnya, Kamis (20/8/2020). (maya/pol/sip)
__________
Berikut pasangan calon di Pilkada Banjarmasin :
Jalur Parpol
Ibnu Sina-Arifin Noor (PKB-Demokrat),
Hj Ananda-Mushaffa Zakir (Golkar, PKS, PAN)
Haris Makkie-Ilham Noor (Gerindra, PPP-PBB)
Jalur perseorangan (jika nanti dinyatakan lolos oleh KPU)
Khairul Shaleh-Habib Ali.
Ilustrasi foto: klikwarta
Posting Komentar