Masih Pandemi, Pedagang Seragam Sekolah Curhat Penjualan Menurun | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Rabu, 19 Agustus 2020

Masih Pandemi, Pedagang Seragam Sekolah Curhat Penjualan Menurun

BERITABANJARMASIN.COM - Kegiatan belajar mengajar seluruh tingkat pembelajaran baik sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) harus dilakukan secara jarak jauh dengan sistem daring (online).

Sejumlah toko pakaian yang biasanya ramai didatangi orang tua menjelang tahun ajaran baru, kini tak seperti biasa.

Di Pasar Sudimampir misalnya, sejumlah toko merasa sepi pembeli. "Kesulitan, penjualan hanya 20 persen saja, biasanya dari kaltim dan Balikpapan banyak yang pesan untuk grosiran, sekarang sepi," ujar Agus Pemilik Toko saat ditemui Jurnalis Beritabanjarmasin.com, Rabu (9/8/2020).

Tidak hanya itu, menurut Agus kebanyakan pembeli pun hanya membeli seragam bajunya saja, alasannya karena saat melakukan pembelajaran secara online yang terlihat sebatas dada saja.

"Sekarang kebanyakan beli bajunya aja kan online yang kelihatan cuma sampai dada jadi kebanyakan beli bajunya aja," ungkapnya.

Meski begitu, Agus tetap bersyukur karena hampir pedagang sepertinya juga mengalami dampak yang sama. "Sabar aja semua orang juga kena imbasnya," ucapnya.

Selain itu, meski sepi pembeli harga seragam sekolah mengalami kenaikan sebanyak 2 ribu rupiah per lembar.

"Untuk harga seragam putih lengan panjang ukuran paling kecil dibandrol 30ribu dan mengalami kenaikan 2 ribu jadi 32 ribu,"  terangnya.

Meski tetap berjualan ditengah Pandemi Covid-19 dan harus berinteraksi dengan banyak pembeli, Agus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker dan menyediakan hand sanitaizer.

Bernasib sama dengan Agus, penjual seragam sekolah lainnya Herli sangat merasakan dampak dari Covid-19, penjualannya merosot hingga 25 persen yang sebelumnya setiap ajaran baru Herli mampu menjual hingga 100 persen.

"Omset penjualan menurun banar biasanya 100 persen setiap ajaran baru ini 25 persen gen kadang masih di bawah lagi," terangnya.

Meski mengalami penurunan omset penjualan, Herli tetap mempekerjakan dua karyawannya dengan gajih normal seperti biasanya.

"Biar aja usaha kita turun kasian karyawan handak diampihi kada tega, soalnya sudah lawas umpat kita," tutur Herli dalam bahasa Banjar..(Fitri/puji)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner