FEATURE: Pulau Segara, Gudang Para "Maestro" Pembuat Kelotok | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 12 November 2019

FEATURE: Pulau Segara, Gudang Para "Maestro" Pembuat Kelotok

DITENGAH kemajuan teknologi seperti saat ini, masih ada sebagian orang menggeluti usaha konvensional. Seperti yang dijalani Muhammad Sabri, warga Kelurahan Berangas ini masih setia menjalani usaha turun menurun miliknya yakni pembuatan kelotok (perahu motor).

BANJARMASIN, laporan wartawan: Fitri

Hal ini terlihat disepanjang jalan di Pulau Segara. Lelaki paruh baya ini mengatakan usahanya tetap ramai pembeli meski banyak yang memiliki usaha yang sama dengannya.

"Rezeki sudah diatur jadi kada usah takutan kada payu atau tersaingi lawan yang lain, yakin aja, karena ini kan memang kebanyakan usaha turun temurun jadi kalo bisa jangan sampai hilang" ucapnya kepada Beritabanjarmasin.com, Senin (11/11/2019).
 
Ia mengatakan untuk proses pembuatan satu buah kelotok berukuran besar dengan dua pekerja mampu selesai dengan  waktu dua minggu, sedangkan untuk perahu berukuran kecil dan hanya satu pekerja hanya memakan waktu satu minggu saja.

Dalam satu kelotok berukuran besar mampu menghabiskan sebanyak 25 keping kayu, sedangkan perahu kecil membutuhkan delapan keping kayu saja, bahan baku kayu dibeli dari daerah Alalak.

Selain itu, meski kelotok berukuran sama namun harganya berbeda. Hal tersebut tergantung dari jenis kayu yang digunakan diantaranya, lanan, supang, manda hirang, dan bangkirai.

"Harga kelotok  berukuran sama dijual dengan harga berbeda tergantung dari bahan, yang paling mahal 15 juta menggunakan kayu manda hirang, sedangkan yang kayu biasa kayu supang, lanan, dijual dengan harga Rp11 juta sampai Rp12 juta satu kelotok," bebernya.

Untuk pembeli kebanyakan dari daerah Aluh-aluh, Tabunganen, Sungai Musang, mayoritas pekerja petani yang beraktivitas di air. Sementara itu salah satu pekerja pembuat kelotok Herdiansyah mengatakan tidak ada kesulitan saat membuat kelotok karena sudah lima tahun ia menggeluti profesi sebagai pembuat kelotok.

"Secara otodidak dan diajarkan turun temurun, dan dulu aku punya usaha membuay kelotok, karena modal tidak ada, aku jadi kerja dengan orang," bebernya.(fitri/puji)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner