INDEPTH NEWS: Mengurai Teka-teki 69 Sungai Baru di Banjarmasin, Kok Bisa? | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Rabu, 28 Agustus 2019

INDEPTH NEWS: Mengurai Teka-teki 69 Sungai Baru di Banjarmasin, Kok Bisa?

Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina turun langsung bersihkan sungai.
SEBANYAK 102 sungai di Banjarmasin telah dibuatkan SK resmi pada 2011 lalu. Tahun 2019 ini, PUPR Banjarmasin menargetkan 69 sungai baru untuk dibuatkan SK. Sehingga secara keseluruhan ada 171 sungai di Banjarmasin.

Berdasarkan SK Wali Kota Banjarmasin Nomor 158/2011 per tanggal 22 Juli 2011 sebanyak 102 sungai telah di SK-kan dengan panjang 173.803,00 meter atau 173,80 km. Dengan luas 6.466.390,00 m2 atau 646,64 (Ha)/ 6,47 km2. Total panjang dan luas tersebut tidak termasuk Sungai Barito.


Sementara itu, berdasarkan updating tahun 2018 lalu, menambah dengan total 171 sungai dengan rincian Kecamatan Banjarmasin Selatan 34 sungai, Kecamatan Banjarmasin Timur 21 sungai, Kecamatan Banjarmasin Barat 30 sungai, Kecamatan Banjarmasin Utara 50 sungai, Kecamatan Banjarmasin Tengah 36 sungai. Dengan total panjang 179.738,00 meter dan terdata ada enam sungai dalam kondisi mati.


Kepala Bidang (Kabid) Sungai Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Hizbul Wathony menuturkan data yang ada bersifat dinamis. Pihaknya terus berupaya mendata sungai-sungai yang ada. "Kami menggali informasi dari para tokoh-tokoh masyarakat terdahulu, untuk mengetahui latar belakang sungai meliputi nama yang diberikan masyarakat disana sebelum ditetapkan," ucapnya.


Selain itu kata ia, dalam inventarisir sungai tersebut kendala yang ditemui adalah banyaknya sungai yang bercabang-cabang sehingga perlu detail lebih dalam lagi dalam mengetahui sumbernya, muara dan hilir aliran sungai. "Masyarakat satu dengan daerah lainnya memanggil dengan nama berbeda, ini juga jadi bahan kami dalam menentukan kebijakan," ucapnya.


Adapun rincian kegiatan Bidang Sungai Dinas PUPR Banjarmasin TA 2019 ini ada 10 kegiatan yakni, pengerukan sungai besar, target ada 10 lokasi muara sungai yang dikeruk dengan total rencana volume 9.000 m3 dengan dana Rp2,3 miliar.


Lalu ada normalisasi sungai lecil, target sembilan lokasi dengan total rencana  siring terbangun 2 kilometer, dengan anggaran Rp2,2 miliar. Kemudian pemeliharaan sungai besar, target ada sembilan lokasi termasuk di dalamnya pemeliharaan Sungai Martapuara dengan kapal sapu-sapu. Dana sebesar Rp2,9 miliar.


Peningkatan siring sungai kecil target 16 sungai kecil yang direhab dan dikeruk  dengan dana sebesar Rp3,4 miliar. Revitalisasi Penataan Bantaran Sungai, target satu lokasi dibantaran Sungai Martapura. Pembuatan signage sungai, target 140 titik lokasi yang dipasang nama-nama sungai, papan informasi sempadan sungai dan papan himbauan untuk menjaga sungai dengan dana sebesar Rp240 juta.

Sosialisasi Penataan sungai dan drainase, pembuatan dan pemasangan patok beton penanda sungai, perencanaan penataan sungai, target lima lokasi sungai.

Pemeliharaan Rutin Sungai dan Drainase (pasukan turbo) target 80 lokasi yang
tersebar di lima kecamatan.

Dewan Dukung Penuh Pelestarian Sungai

Anggota DPRD Banjarmasin, Mathari menanggapi upaya pemkot merevitalisasi sungai, dengan konsep Waterfront City. Mengenai konsep Waterfront City, menurutnya hal ini merupakan usaha pemerintah kota mencari solusi untuk mengolah bantaran sungai.

"Ini bagus banyak contoh yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang memiliki bantaran sungai atau yang memiliki wilayah pinggiran pantai atau sungai seperti Kota Manado," ujarnya.

Konsep inilah yang di gunakan oleh pemerintah Kota Manado karena konsep ini cocok di terapkan bagi daerah tepian air. "Apakah itu tepian sungai atau laut dan danau," ucap anggota fraksi PKS tersebut.


Dikemukakannya konsep Waterfront City dapat diartikan sebagai suatu proses dari pembangunan yang memiliki kontak visual dan fisik dengan air dan bagian upaya pengembangan pembangunan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota yang berorientasi dengan sungai atau perairan. "Jadi konsep Waterfront City ini pas juga untuk Banjarmasin," jelasnya. 


Konsep Waterfront City 


Keinginan Pemkot Banjarmasin untuk menjadikan kawasan sepanjang Siring Menara Pandang hingga kawasan Siring Sungai Baru sebagai Water Front City (WFC) Banjarmasin, bukan tak mungkin bakal terwujud.

Bahkan, para pengusaha yang mempunyai tempat usaha yang tak jauh dengan kawasan sungai itu pun juga siap mendukung. Termasuk pula pemilik Mitra Plaza. “Tahun ini kita melakukan penataan Siring Sungai Baru, dan ada keterpaduan termasuk desainnya, agar sesuai dengan kota sungai, jadi diekspose lah hal-hal yang saya kira sangat bagus tadi eksposenya,” ujar Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina.

Dengan adanya dukungan tersebut, kata dia, nantinya mereka akan mengubah pola bangunan. Sungai tak lagi sebagai beranda belakang tetapi dijadikan beranda depan untuk tempat usaha. ”Berarti sudah ada kesamaan visi,” tegas Ibnu.

Selain menjadikan sungai sebagai beranda depan, dengan terbentuknya Water Front City di kawasan tersebut maka Kampung Ketupat Sungai Baru pun harus terintegrasi, sehingga akan membentuk sebuah area menyerupai urban area. “Jadi warga dapat menikmatinya sore hari atau sambil berolahraga, car free day dan sebagainya, termasuk menikmati sungai di malam hari, sambil misalnya kumpul keluarga, bersama teman untuk menikmati suasana sungai yang menjadi tempat yang representatif untuk eksibisi,” tuturnya.



Masih menurut Ibnu Sina, menjadikan kawasan tersebut sebuah Water Front City, merupakan hal yang sangat penting. Sebab, Kota Banjarmasin merupakan kawasan perdagangan dan jasa, jadi harus didukung oleh fasilitas kota yang memadai sebagai kota perdagangan dan jasa. 

Sebelumnya, dua wanita asal Banjarmasin meraih penghargaan kelas dunia. Proposal mereka yang bicara tentang Waterfront City di sekitar kawasan Sungai Martapura tepatnya dari Jembatan Pasar lama Banjarmasin Tengah hingga kawasan Jembatan Dewi, Kelurahan Sungai Baru, dari sebelum ditata hingga setelah ditata oleh Pemkot Banjarmasin, dinilai panitia lomba sangat membantu dan tidak menghilangkan kearifan lokal masyarakat setempat. Karena itu lah, kedua wanita berparas cantik ini, 27 November 2017 lalu, akhirnya secara simbolis menerima penghargaan dari Asian Townscapes Jury’s Award (ATA Award) di Yinchuan, China.

Sungai Belasung, Contoh Nyata

Dinas PUPR Kota Banjarmasin membuat Detail Engineering Design (DED) revitalisasi Sungai Belasung. Kepala Bidang Sungai, Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Hizbul Wathony mengatakan penganggaran dilakukan menjelang penyusunan anggaran perubahan APBD 2019 dengan pagu 100 juta rupiah.

Thony juga menyampaikan, saat ini fokus pada pembebasan lahan 20 bangunan milik warga setempat yang berada di bantaran maupun di atas Sungai Belasung untuk selanjutnya sungai tersebut ditarget memiliki lebar seluas tujuh meter.


"Jadi sungainya menyempit karena bangunan, setelah kita bersihkan lahan itu, dan dilakukan DED, targetnya lebar sungai mampu terbuka tujuh meter lah," ucapnya kepadaBeritaBanjarmasin.com.

Sesuai data dari PUPR Banjarmasin, dan pihak Kelurahan Kertak Baru Ilir, sebagian besar warga sudah membongkar sendiri bangunan mereka yang berada di sungai. Ia pun berharap sebelum habis masa tenggat waktu yang diberikan, warga bisa mebongkar secara keseluruhan bangunan rumahnya masing-masing.

Saat ini pihaknya juga melakukan penataan pada dua bantaran sungai yakni Sungai Lumbah di Jalan Pramuka dan Sungai Gampa di Jalan Sungai Andai yang rencananya akan direvitalisasi terlebih dahulu. "Ini merupakan program Pemkot Banjarmasin untuk menghidupkan kembali sungai yang mati, dan hingga saat ini Banjarmasin memiliki 171 sungai," bebernya.


Jurnalis: Maya, Arum.

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner