Potret Satire Kehidupan Salamah, Penjual Kembang dari Sudut Sudimampir | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 16 April 2019

Potret Satire Kehidupan Salamah, Penjual Kembang dari Sudut Sudimampir

Salamah, penjual kembang.
TIDAK semua orang memerlukan bunga setiap hari, namun Salamah (55) penjual bunga di kawasan Pasar Sudimampir tetap setia berjualan bunga. Sejak subuh hingga malam hari ia lakoni untuk menjemput rezeki.

Wartawan: FITRI, Banjarmasin

Emak-emak yang satu ini beralamat di Jalan Veteran, Gang Dewi, Banjarmasin Tengah.Hampir setiap hari sejak pukul 5.30 ia sudah bergegas menuju area Pasar Sudimampir untuk berjualan bunga. "Biasanya naik ojek, kadang jalan kaki kalau uang pas-pasan," tutur Salamah kepada Beritabanjarmasin.com, Senin (15/4/2019).

Biasanya, kata Salamah, ia berjualan di kawasan Pasar Sudimampir hingga pukul 11 malam. Namun jika merasa kelelahan maka ia pun pulang lebih cepat sekitar pukul sembilan malam.

Dari pengepul, Salamah biasa membeli mawar untuk 100 tangkainya dengan harga Rp50 ribu, melati satu bungkus plastik hitam sedang Rp100 ribu, kenanga per helainya Rp500. Biasanya ia membeli sebanyak 50 helai dengan harga Rp25 ribu. Berbeda jika menjelang lebaran harganya bisa naik.

Ia bisa mendapat untung dari modal awal hingga Rp100 ribu di hari biasa sedangkan menjelang lebaran atau pas ramai bisa sampai Rp200 ribu, namun semua itu baru habis sekitar tiga hari. 

Salamah pun menceritakan suka dukanya menjadi seorang penjual bunga. "Terkadang kalau hujan bunganya basah, dan kalau panas bunga jadi cepet layu, makanya sedih kalau sepi," ucapnya.

Selain itu, sebenarnya sudah ada larangan oleh pemerintah untuk berjualan di area tersebut bahkan sudah ada papan peringatan. Namun Salamah tetap nekat berjualan di sana, tidak jarang ia berlarian sembunyi jika melihat ada Satpol PP. 

"Pernah diambil dagangan semua hilang modal jualan jadi ngutang," ucapnya sedih.

Karena suami Salamah bekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu, terpaksa ia harus mencari uang tambahan setiap harinya untuk makan dan biaya hidup. Ia biasa menyimpan bunga-bunga yang tidak habis hari ini agar bisa dijual keesokan harinya. Bukan hal mudah membuat bunga tetap segar keesokan harinya. Tak jarang ia meminta tolong tetangga untuk menitip bunga dalam lemari es atau jika tidak maka ia akan membeli es batu. "Bunga dimasukkan dalam box lalu dikasih es batu," terangnya.

Sehari sebelum lebaran, Salamah bisa menjual tiga kali lipat dari hari biasanya. Pernah juga di hari biasa ada yang memborong bunga-bunga dagangannya tersebut.Karena tidak ada keahlian lain dan modal untuk usaha yang lain berjualan bunga setiap hari lah yang Salamah bisa lakukan.
Salamah memiliki dua orang anak laki-laki. Anak pertama sudah berkeluarga sedangkan anak kedua bekerja di salah satu tetangganya yang memiliki usaha rumahan membuat tempe. (fitri/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner