Diskusi Politik Akhir Tahun, Setia Budhi: Keterlibatan Civil Society Menggembirakan | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 30 Desember 2018

Diskusi Politik Akhir Tahun, Setia Budhi: Keterlibatan Civil Society Menggembirakan

BERITABANJARMASIN.COM - Jelang tutup tahun 2018, Prodi Sosiologi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar diskusi akhir tahun dengan tajuk prospek dan tantangan pemilu serentak 2019, Sabtu (29/12/2018).



Diskusi di salah satu cafe di Banjarmasin itu menghadirkan Setia Budhi, Siti Mauliana Hairini dan Fathurrahman Kurnain sebagai narasumber. Diskusi tersebut juga menggandeng mahasiswa dan awak media.


Dalam pemaparannya Setia Budhi menyinggung tentang politik aliran yang terjadi di tengah masyarakat dan mencairnya ideologisasi di tengah-tengah pragmatisme. "Di daerah, kita bisa melihat bagaimana misalnya PKS dan PDIP berkoalisi untuk memenangkan calon kepala daerah," terangnya kepada hadirin.


Namun yang menggembirakan, menurutnya, keterlibatan civil society dalam mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara. "Fenomena 411, 212 dan reuni alumni 212 jadi keterlibatan civil society," ujar Ketua Prodi Sosiologi FISIP ULM ini.


Sementara itu, Siti Mauliana Hairini akademisi dan aktivis pegiat perempuan Kalsel ini membedah seluk-beluk perempuan Banjar dalam politik. "2017 di Kalsel pernah memiliki perempuan yang terpilih sebagai kepala daerah di Kabupaten Batola," paparnya.


Lalu, masih menurutnya, di tahun 2018 keterlibatan perempuan minim bahkan dianggap hanya sebagai pelengkap dalam konteks keterwakilan 30 persen. Tetapi, alumnus magister Hubungan Internasional UGM ini optimis, karena secara filosofis perempuan Banjar dikenal tangguh.


Fathurrahman dosen muda FISIP ULM menilai prospek demokrasi sekarang sedang mengalami kelelahan, hal tersebut terlihat dari logika rendah para pemilih dan wabah over acting para politisi. "Saya juga mengkritisi keterlibatan akademisi yang tak punya idealisme jelang pilpres 2019," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com.


Bahkan, dosen ini menyarankan Indonesia harus membuat lembaga seperti BMKG yang mampu memberikan kondisi akurat mengenai bencana alam. "Anggaplah BMKG demokrasi, untuk mengukur kehidupan demokrasi di Indonesia," tukasnya.


Di akhir sesi, para narasumber pun berharap agar kehidupan demokrasi ditingkat lokal dan nasional memberikan gagasan dan program kepada pemilih. (ayo/sip) 

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner