Tak Hanya jadi Selebgram, Mona Julia Berprestasi Raih Piala Gubernur

Mona Julia selebgram/beritabanjarmasin.com

BANJARMASIN, BBCOM - Selebgram Mona Julia raih juara ketiga Piala Gubernur Lomba Bakisah Bahasa Banjar dalam rangka Hari Jadi Provinsi Kalsel dan Kalsel Expo 2018. Bukan hanya terkenal di linimasa, ia juga berhasil menoreh prestasi.

Para pengguna linimasa Instagram (IG) pasti sudah tak asing lagi dengan dara cantik satu ini. Mona dikenal sebagai salah satu pemilik akun linimasa IG asal banua yang hits dengan postingan jenaka yang cukup menghibur dengan pengikut atau followers mencapai 49 ribu lebih.

Tak hanya cantik, alumni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini mempunyai kemampuan dalam memainkan seni Madihin dan bakisah bahasa Banjar. Dengan kemampuannya itu Mona berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan.

Perempuan kelahiran 15 Juli 1996 ini mengaku sangat bersyukur atas pencapaiannya itu. "Bahagia dan bersyukur sekali karena belum pernah dapat piala gubernur sebelumnya. Ini pengalaman berharga," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com, Selasa (4/9/2018).

Mona mengatakan di lomba tersebut dirinya  mengusung tema tradisi budaya urang pahuluan (daerah Hulu Sungai) untuk dikisahkan. "Karena Mona asalnya dari Amuntai, Kabupaten HSU jadi membawakan tradisi di Amuntai," tuturnya.

Pada babak semi final, lanjutnya, ia membawakan tema "Bamumula Pangantin" dan di babak final membawakan tema "Tradisi Batumbang Apam" yang membuatnya berhasil meraih juara ketiga.

Mona lalu berbagi tips bagaimana dirinya bisa mendapatkan prestasi itu. Pertama, wajib menguasai materi kisah yang dibawakan. Kedua,  harus mengerti tema yang ingin diceritakan. Ketiga, percaya diri serta menghayati kisah yang dibawakan supaya lebih ekspresif.

Kelima, percaya bahwa bahasa Banjar itu bahasa yang unik dan budaya Banjar itu menarik sehingga menimbulkan nilai humor pada kisah yang dibawakan. Mona mengharapkan agar lomba bakisah bahasa Banjar lebih sering diadakan. "Semoga terus ada, karena merupakan tradisi urang zaman bahari yang saat ini mulai hilang," tutupnya. (puji/sip)