Rupiah Melemah, Ini Tanggapan Akademisi ULM | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 06 September 2018

Rupiah Melemah, Ini Tanggapan Akademisi ULM

Nilai tukar rupiah terhadap dollar per 3 September 2018/beritabanjarmasin.com

BANJARMASIN, BBCOM - Nilai tukar rupiah terus melunglai hingga ke level Rp15.029 per dolar Amerika Serikat (AS), Selasa (4/9/2018) malam. Angka ini jauh dari level awal tahun ini yang masih di kisaran Rp13.353 per dolar

Hal ini tentu saja menjadi perhatian banyak pihak. Terlebih bagi masyarakat yang khawatir akan berdampak pada kenaikan bahan pokok. Inflasi ini tentunya memantik berbagai spekulasi.

Ahmad Yunani pengamat ekonomi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berpendapat pelemahan rupiah saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor psikologis di pasar uang. Pelaku pasar mengamati pergerakan rupiah dan melakukan tindakan yang justru semakin melemahkan rupiah.

Ahmad Yunani/beritabanjarmasin.com
"Saat ini sebenarnya faktor (pelemahan rupiah) sudah diambil alih oleh faktor psikologis. Itu sudah sulit dikontrol," ucapnya kepada BeritaBanjarmasin.com, Rabu (5/9/2018).

Kendati demikian, faktor psikologis bukan berarti tak ada batasnya. Dosen Fakultas  Ekonomi dan Bisnis ULM ini berujar akan ada saatnya pelaku pasar merasa bahwa level rupiah sudah terlalu lemah, sehingga akan berhenti dengan sendirinya atau kembali ke level wajar.

"Pemerintah jangan memamerkan kepanikannya. Selama ini, pernyataan Bank Indonesia (BI) seperti pesimis, walau pun kondisi sebenarnya seperti itu ,tapi jangan dipamerkan, maka pasar akan panik," tutur Yunani.

Menurutnya, ada dua faktor yang membuat kondisi ekonomi melemah. Pertama, pemerintah  terpaku pada menjalankan teori. Faktor kedua, spekulasi di pasar keuangan sangat tinggi. Satu pihak berkomentar, kemudian pemerintah bereaksi dan menimbulkan sentimen yang tinggi di pasar keuangan. "Kalau urusan moneter, faktor psikologis itu penting," urainya.

Berdasarkan keadaan itu, lanjutnya, pemerintah melalui Menkeu bersama BI harus satu kata dalam menyikapi, menteri yang lain harus menahan komentar yang dapat memperburuk pelemahan rupiah.

"Masyarakat tidak perlu panik, fundamental ekonomi kita masih kuat karena jika tidak, keadaan ini tidak berbeda besarannya pada saat krisis moneter 1998. Sektor sejauh ini belum terkena dampak secara masif, tapi jika dibiarkan tidak dikendalikan maka bisa saja berefek domino," tegasnya. (puji/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner