BANUAONLINE.COM – Meski
tiga kabupaten/kota di Kalimantan Selatan termasuk Kota Banjarmasin terancam
racun Merkuri (logam berat), namun sungai di Banjarmasin diyakini masih aman
untuk dikonsumsi. Kandungan racun merkuri dianggap belum membahayakan
kesehatan.
Kepala Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin, H Hamdi mengatakan, air sungai
di Banjarmasin masih aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan pengamatan BLHD Kota
Banjarmasin, air sungai di Banjarmasin tak memiliki kandungan racun merkuri
yang cukup banyak. “Sampai saat ini masih aman, air sungai di Banjarmasin masih
aman dikonsumsi,” katanya (1/2015).
SUNGAI DI BANJARMASIN-Google |
Menurut dia, tercemarnya
air Waduk Riam Kanan disebabkan tambang emas ilegal di sekitar kawasan tersebut
tak berpengaruh besar terhadap kandungan air sungai di Banjarmasin. Meskipun
aliran sungai memang sampai ke Banjarmasin. Sehingga ia menyatakan, masyarakat
tak perlu khawatir. “Aman kok sejauh ini,” ujarnya.
Masyarakat kota
Banjarmasin belakangan agak khawatir mengonsumsi air dari PDAM karena takut
tercemar racun merkuri. Hal ini tentu menjadi perhatian serius, karena air
adalah salah hal pokok yang dibutuhkan masyarakat.
Sebelumnya, Tiga
daerah yaitu Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, dan Kota Banjarmasin diduga
terancam racun merkuri. Hal ini dikarenakan tercemarnya air Waduk Riam Kanan disebabkan
tambang emas ilegal di sekitar kawasan tersebut.
Air Waduk Riam Kanan sendiri digunakan sebagai bahan baku air minum untuk masyarakat tiga daerah ini yang didistribusikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Secara jangka panjang, zat Merkuri berupa air raksa tersebut bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit bagi masyarakat. Seperti terganggunya fungsi ginjal dan hati.
Air Waduk Riam Kanan sendiri digunakan sebagai bahan baku air minum untuk masyarakat tiga daerah ini yang didistribusikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Secara jangka panjang, zat Merkuri berupa air raksa tersebut bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit bagi masyarakat. Seperti terganggunya fungsi ginjal dan hati.
Sementara itu,
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan, Dwitho
Frasetiandy menilai pencemaran lingkungan akibat tambang emas harus dicarikan
solusi konkret. Terpenting juga harus memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat di daerah tersebut. "Memang harus dihentikan dulu penambangan
yang ada disana apalagi ilegal kan, tapi juga harus memperhatikan kondisi
sosial," urainya.
Pemerintah
daerah, kata dia, perlu melihat juga, apakah pelakunya orang lokal atau bukan.
Jika orang lokal biasanya karena alasan tidak ada pekerjaan. Sehingga mereka
melakukan penambangan emas ilegal. Solusinya pemerintah daerah harus
memikirkan lapangan pekerjaan bagi
mereka. "Selanjutnya adalah melihat dampak dari pencemaran tersebut,"
tutur pria yang akrab disapa Andi ini.
Dikatakannya,
efek dari Merkuri atau logam berat lain memang tidak langsung berefek ke warga.
Karena efeknya adalah akumulasi beberapa tahun kemudian. Belajar dari kasus
Minamata di Jepang soal pencemaran Merkuri, lanjut Andi, pemerintah daerah
perlu melakukan restorasi dan rehabilitasi kawasan di wilayah aliran sungai dan
Waduk Riam Kanan. "Perlu usaha serius dan memperhatikan kondisi sosial
untuk masalah ini," tandasnya. (stp/mb)
Baca terus BANUAONLINE.COM, follow twitter @banuaonline.
BACA JUGA
JANUARI, KALSEL WASPADA BANJIR >> http://www.banuaonline.com/2014/12/kalsel-waspada-banjir-januari-2015.html
GELANG SIMPAI DAYAK MERATUS KALSEL LUAR BIASA >> http://www.banuaonline.com/2014/12/melihat-pembuatan-gelang-simpai-dayak.html
WISATA UNIK LABIRIN TANAH LAUT >> http://www.banuaonline.com/2014/11/wisata-unik-labirin-pelaihari.html
BACA JUGA
JANUARI, KALSEL WASPADA BANJIR >> http://www.banuaonline.com/2014/12/kalsel-waspada-banjir-januari-2015.html
GELANG SIMPAI DAYAK MERATUS KALSEL LUAR BIASA >> http://www.banuaonline.com/2014/12/melihat-pembuatan-gelang-simpai-dayak.html
WISATA UNIK LABIRIN TANAH LAUT >> http://www.banuaonline.com/2014/11/wisata-unik-labirin-pelaihari.html
Posting Komentar