Sungai Banjarmasin Tak Kandung Racun Berbahaya | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 08 Januari 2015

Sungai Banjarmasin Tak Kandung Racun Berbahaya

BANUAONLINE.COM – Meski tiga kabupaten/kota di Kalimantan Selatan termasuk Kota Banjarmasin terancam racun Merkuri (logam berat), namun sungai di Banjarmasin diyakini masih aman untuk dikonsumsi. Kandungan racun merkuri dianggap belum membahayakan kesehatan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin, H Hamdi mengatakan, air sungai di Banjarmasin masih aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan pengamatan BLHD Kota Banjarmasin, air sungai di Banjarmasin tak memiliki kandungan racun merkuri yang cukup banyak. “Sampai saat ini masih aman, air sungai di Banjarmasin masih aman dikonsumsi,” katanya (1/2015).
SUNGAI DI BANJARMASIN-Google
Menurut dia, tercemarnya air Waduk Riam Kanan disebabkan tambang emas ilegal di sekitar kawasan tersebut tak berpengaruh besar terhadap kandungan air sungai di Banjarmasin. Meskipun aliran sungai memang sampai ke Banjarmasin. Sehingga ia menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir. “Aman kok sejauh ini,” ujarnya.
Masyarakat kota Banjarmasin belakangan agak khawatir mengonsumsi air dari PDAM karena takut tercemar racun merkuri. Hal ini tentu menjadi perhatian serius, karena air adalah salah hal pokok yang dibutuhkan masyarakat.
Sebelumnya, Tiga daerah yaitu Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, dan Kota Banjarmasin diduga terancam racun merkuri. Hal ini dikarenakan tercemarnya air Waduk Riam Kanan disebabkan tambang emas ilegal di sekitar kawasan tersebut.

Air Waduk Riam Kanan sendiri digunakan sebagai bahan baku air minum untuk masyarakat tiga daerah ini yang didistribusikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Secara jangka panjang, zat Merkuri berupa air raksa tersebut bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit bagi masyarakat. Seperti terganggunya fungsi ginjal dan hati.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan, Dwitho Frasetiandy menilai pencemaran lingkungan akibat tambang emas harus dicarikan solusi konkret. Terpenting juga harus memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di daerah tersebut. "Memang harus dihentikan dulu penambangan yang ada disana apalagi ilegal kan, tapi juga harus memperhatikan kondisi sosial," urainya.
Pemerintah daerah, kata dia, perlu melihat juga, apakah pelakunya orang lokal atau bukan. Jika orang lokal biasanya karena alasan tidak ada pekerjaan. Sehingga mereka melakukan penambangan emas ilegal. Solusinya pemerintah daerah harus memikirkan   lapangan pekerjaan bagi mereka. "Selanjutnya adalah melihat dampak dari pencemaran tersebut," tutur pria yang akrab disapa Andi ini.
Dikatakannya, efek dari Merkuri atau logam berat lain memang tidak langsung berefek ke warga. Karena efeknya adalah akumulasi beberapa tahun kemudian. Belajar dari kasus Minamata di Jepang soal pencemaran Merkuri, lanjut Andi, pemerintah daerah perlu melakukan restorasi dan rehabilitasi kawasan di wilayah aliran sungai dan Waduk Riam Kanan. "Perlu usaha serius dan memperhatikan kondisi sosial untuk masalah ini," tandasnya. (stp/mb)
Baca terus BANUAONLINE.COM, follow twitter @banuaonline.

BACA JUGA
JANUARI, KALSEL WASPADA BANJIR >> http://www.banuaonline.com/2014/12/kalsel-waspada-banjir-januari-2015.html

GELANG SIMPAI DAYAK MERATUS KALSEL LUAR BIASA >> http://www.banuaonline.com/2014/12/melihat-pembuatan-gelang-simpai-dayak.html

WISATA UNIK LABIRIN TANAH LAUT >> http://www.banuaonline.com/2014/11/wisata-unik-labirin-pelaihari.html

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner