BERITABANJARMASIN.COM - Jauh di luar pulau Jawa, terdapat sebuah kampung transmigrasi bernama
Desa Karang Indah. Terletak di Kecamatan Madastana, Kabupaten Barito
Kuala, Kalimantan Selatan. Kampung ini menarik, karena anak-anak
transmigran yang tinggal disana semangat belajar bahasa Inggris.
Di
kampung ini, memang terdapat aktivitas kursus Bahasa Inggris yang
dipadukan dengan keunikan alam. Kampung ini mirip seperti kampung
'Bhineka Tunggal Ika', Semua kegiatan dilaksanakan secara bersama,
gotong royong dengan swadaya masyarakat.
Kampung Inggris ini
merupakan rintisan desa dari kawasan transmigrasi sehingga disebut juga
dengan Kampung Inggris Transmigrasi. Kegiatan kursus Bahasa Inggris di
kampung ini sudah dirintis sejak Oktober 2012, bahkan "soft launching"
secara formal dilakukan awal November 2012. Para penduduknya yang
merupakan transmigran berprofesi sebagai petani. Pekerjaan mereka
sehari-hari adalah budidaya komoditas Jeruk Siam. Ini seperti diberitakan Republika.co.id 2013 lalu.
Bagaimana
mereka belajar bahasa Inggris di saat kegiatan mereka sehari-hari?
rupanya, di kampung ini, terdapat 4 (empat) kelompok lokasi rumah
penduduk yang disediakan secara sukarela. Kegiatan belajar ini
dilaksanakan dengan fasilitas yang sederhana yaitu duduk bersama
(lesehan) di teras rumah atau outdoor dilengkapi hanya dengan sebuah
white board. Namun demikian anak-anak transmigran tetap semangat
belajar, karena didukung dengan metode belajar yang santai, menyenangkan
namun tetap serius.
Jumlah peserta secara keseluruhan saat ini
sebanyak 95 siswa; terdiri atas 70 siswa setingkat SD (y1-6) dan 25
siswa setingkat SMP (y9-12), yang seluruhnya merupakan anak transmigran
yang berasal dari Desa Karang Indah dan Desa Karang Bunga.
Adapun
sistematika pelaksanaannya adalah; coachs atau pelatih (2 orang) yang
berasal dari lulusan BEC Pare Kediri Jawa Timur. Kedua orang ini
bertugas sebagai pelatih dan memberi arahan kepada para tutor dalam
melaksanakan kegiatan. Saat ini terdapat 4 (empat) orang tutor dengan
kualifikasi lulusan S1 bahasa Inggeris. Dalam pelaksanaannya di lapangan
para tutor didampingi oleh pendamping. Terdapat 20 (dua puluh) orang
pendamping dan mereka pada umumnya adalah anak-anak SMA dari masyarakat
sekitar. Yang menarik lagi, sampai saat ini para tutor dan pendamping
bekerja secara volunteer tanpa digaji. Tak heran, jika Anda berkunjung
ke kampung ini, beberapa anak transmigran sudah cas cis cus berbahasa
Inggris.
Sebenarnya, terwujudnya Kampung Inggris Transmigrasi di
Desa Karang Indah ini mempunyai arti yang strategis bagi masyarakat
baik secara lokal maupun nasional. Apalagi kalau ini kemudian menjadi
standardisasi pengajaran untuk daerah-daerah transmigrasi lainnya yang
tersebar di seluruh Indonesia. Dengan adanya kampung Inggris
transmigrasi di Desa Karang Indah ini membuktikan bahwa anak transmigran
bukan anak tertinggal. Apakah kampung ini masih eksis hingga 2015 ini, masih belum didapat informasi. [bnc]
Posting Komentar