BERITABANJARMASIN.COM - Sejumlah objek wisata di Kota Banjarmasin yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kini menghadapi kondisi mati suri.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin, memerintahkan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
Langkah awal yang diinstruksikan Wali Kota adalah melakukan pemetaan ulang terhadap destinasi wisata yang terbengkalai, salah satunya Kampung Biuku di Kelurahan Sungai Jinggah, Kecamatan Banjarmasin Utara.
"Melihat kondisi Kampung Biuku yang dulunya sempat jadi destinasi unggulan, kini hilang bak ditelan ombak, jelas ini harus menjadi perhatian. Disbudporapar harus mendorong Pokdarwis agar aktif kembali dalam merawat dan mengelola objek wisata," tegas Yamin usai meninjau langsung lokasi pada Sabtu (6/9/2025).
Yamin menekankan bahwa Kampung Biuku menyimpan potensi besar untuk dikembangkan kembali.
Mulai dari keunikan hewan lokal seperti biawak dan biuku (penyu), kuliner khas lempeng selanjung, hingga susur sungai dengan perahu kecil (jukung) menjadi daya tarik yang tak dimiliki daerah lain.
“Ini adalah bagian dari budaya lokal yang harus kita lestarikan. Tapi tentu pengelolaannya harus didukung oleh masyarakat setempat agar tidak kembali mati suri,” ujarnya.
Ia juga menyatakan kesiapan untuk memberikan dukungan penuh dalam pembenahan objek wisata berbasis masyarakat tersebut.
Termasuk kemungkinan melakukan audit terhadap pengelolaan destinasi yang dinilai stagnan.
“Kita ingin masyarakat bisa menikmati wisata lokal tanpa perlu keluar kota. Karena itu, revitalisasi tempat-tempat wisata yang mati suri menjadi prioritas,” tegas Yamin.
Sementara itu, Plt Kepala Disbudporapar Kota Banjarmasin, Fitriah, mengatakan pihaknya langsung melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan potensi wisata seperti Kampung Biuku.
"Ini destinasi yang pernah berjaya. Kami ingin menghidupkannya kembali. Namun, keberhasilan ini harus didukung semua pihak, mulai dari lurah, camat, hingga masyarakat setempat," jelas Fitriah.
Fitriah menyebutkan, kendala utama dalam pengembangan objek wisata di bawah Pokdarwis adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM).
Banyak anggota Pokdarwis yang kurang memiliki waktu atau tidak memahami pentingnya manajemen wisata secara berkelanjutan.
“Banyak yang belum menyadari bahwa jika dikelola serius, destinasi ini bisa mendatangkan manfaat ekonomi langsung. Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan akan kami lakukan,” tambahnya. (arum/sip)
Posting Komentar