Melihat Kehidupan Kepenyairan Ajamuddin Tiffani dalam Ngaji Puisi Dewan Kesenian Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 26 April 2022

Melihat Kehidupan Kepenyairan Ajamuddin Tiffani dalam Ngaji Puisi Dewan Kesenian Banjarmasin

BERITABANJARMASIN.COM - Perhelatan Ngaji Puisi karya Ajamuddin Tifani, Minggu (24/4/2022) berlangsung semarak dan baru benar-benar berakhir menjelang sahur. 

Pukul 23.00 Wita sebenarnya diskusi, yang menjadi pamungkas kegiatan, sudah ditutup secara formal oleh moderator Nailiya Nikmah yang juga sastrawan dan dosen bahasa Indonesia Poliban. Namun acara secara santai terus mengalir dipandu Datu Tamur YS Agus Suseno.

Ngaji Puisi sendiri menurut Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Hajriansyah adalah kegiatan atau program yang diharapkan bisa berjalan rutin setiap Ramadhan di Kota Banjarmasin. 

"Ini adalah yang kedua kalinya, setelah Ramadhan tahun kemarin ngaji, membacakan dan membicarakan, puisi Hijaz Yamani," kata Hajri. 

DK Banjarmasin, jelas ia, sengaja memilih Ajamuddin setelah sebelumnya Hijaz, karena merepresentasikan sastra atau puisi Kalimantan Selatan. Lebih khusus mereka lahir, tinggal berprestasi menasional bahkan mendunia, hingga tutup usia di  Banjarmasin.

Panitia pelaksana dari Komite Sastra DK Banjarmasin yang diwakili sastrawan Atin S. Abdullah menyatakan, kegiatan ini awalnya merupakan hasil diskusi kawan-kawan komite sastra untuk menyiasati kegiatan sastra dan pengenalan tokoh-tokoh sastra Banjarmasin. "Alhamdulillah sudah berjalan dua tahun, semoga terus bisa terselenggara setiap tahun," kata Atin.

Kegiatan Ngaji Puisi Ramadhan tahun ini dimulai dengan pertunjukan puisi yang merupakan kolaborasi tiga komite bidang DK Banjarmasin, yaitu Sastra yang diwakili Jihaduddin Akbar, Teater oleh Nafi Ali, dan Surya Tajuddin dari Musik yang sekaligus menjadi koordinator. 

Ditampilkan dalam malam itu adalah dua puisi Ajamuddin Tifani, berjudul "Alif" dan "Sang Pembidas" yang dijadikan satu bentuk pertunjukan meliputi unsur sastra, teater dan musik, dengan tema "Empulur". Pertunjukan ini melibatkan para pemain dari teater kampus di Banjarmasin.

Begitu pertunjukan selesai dan disambut tepukan meriah, lampu-lampu, yang semula sengaja dimatikan, menyala. Aara diskusi pun dimulai. Tampil di sesi pertama Dewi Alfianti, sastrawan dan dosen bahasa dan sastra FKIP ULM membedah puisi-puisi Ajamuddin yang dibaginya atas tiga kelompok tematik: sufistik, sosial, domestik. 

Puisi-puisi sufistik Ajamuddin memurut Dewi, yang juga adalah anak kandung penyair Tifani, sudah terlalu banyak dibicarakan. Sementara menurutnya dimensi sosialnya, lebih-lebih sisi domestik (kehidupan sehari-hari) tak banyak disinggung secara luas. 

Dalam hal ini, Dewi sebagai anak sang penyair dapat menjelaskan secara detail dan tetap sistematis sebagaiman biasa dalam kebiasaan akademis.

Pembicara berikutnya, budayawan YS Agus Suseno yang merupakan sahabat dan murid Ajamuddin menceritakan kisah-kisah kontekstual terkait kehidupan kepenyairan Ajamuddin Tifani. 

Sebut saja misalnya, kata Agus, pada masa 70-80-an itu para seniman Banjarmasin umumnya berkumpul di sekretariat Sanggar Budaya dan sekitarnya, yang hari ini jadi gedung DPRD Kalsel. 

Pergaulan itu sendiri, meski serba kekurangan secara materi, namun "hidup" dan kaya dengan gagasan, sikap saling menghormati, dan kompetisi kekaryaan untuk menjadi lebih baik.

Tiga orang penanggang juga turut meramaikan diskusi, dari sastrawan Ali Syamsuddin Arsy, akademisi ULM Nasrullah, dan Hajriansyah, yang menyoroti sisi lain dari sastrawan "besar" Ajamuddin Tifani. 

Setelah diskusi berakhir acara berlangsung santai dengan diskusi ringan dan "tadarus" puisi. Para seniman, mahasiswa, termasuk di antaranya Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banjarmasin Ihsan El Haque turut berhadir dan melingkar. 

Lalu masing-masing secara bergiliran membacakan puisi sang "penyair besar". Dimulai dari Staf Muda Wali Kota Banjarmasin M Budi Zakia Sani yang membawakan puisi almarhum dengan gaya basyair Banjar, diteruskan Cupi El Akbar, Ihsan El Haque, dan seterusnya hingga ditutup dengan bersemangat oleh Rahim Arza. (rilis)

foto: dok.DK Banjarmasin

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner