Datu Taniran, Ulama Besar Kandangan Yang Berani Menolak Tawaran Belanda Menjadi Mufti | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 16 Januari 2022

Datu Taniran, Ulama Besar Kandangan Yang Berani Menolak Tawaran Belanda Menjadi Mufti



Datu Taniran/Syekh Sa'dudin Al Banjari adalah salah satu ulama besar Kandangan, HSS. Beliau juga salah satu keturunan Datuk Kalampayan (Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari)

.

Dalam sejarah, ternyata Datu Taniran pernah ditawari jabatan Mufti oleh Belanda. Jabatan Mufti kerajaan Banjar saat itu Mengalami kekosongan karena Mufti sebelum nya, Mufti Haji Arsyad Lamak (Pagatan) meninggal dunia. Namun jabatan tinggi tersebut ternyata ditolak oleh Datu Taniran.

.

Datu Taniran lebih memilih kedudukan non formal sebagai tokoh masyarakat ketimbang menjadi pejabat pemerintah. Satu pilihan yang sangat berani dan tepat disaat penjajah Belanda dengan gigih nya sedang memperkuat kedudukan di Kalsel 

.

Datu Taniran tercatat 10 tahun belajar ilmu di Makkah, mulai umur 25 sampai 35 tahun. Beliau pindah dari Martapura, ke Taniran, Kandangan pada tahun 1812 M untuk berdakwah dan membina masyarakat Desa Taniran

.

Datu Taniran adalah keturunan ke 3 dari Datu Kalampayan. Syekh Sa'dudin (Dari Taniran anak dari Mufti M. As'ad. Mufti As'ad anak dari Syarifah. Syarifah anak dari Datu Kalampayan (Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari)

.

Sumber : buku "Datu Datu Terkenal Kalimantan Selatan". Terbitan "Sahabat" Mitra Pengetahuan 2013. Sub judul "Datu Taniran Kandangan", halaman 136




Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner