Sejarah Stadion 17 Mei, Dari Lapangan Limbah Kayu, Hingga Jadi Stadion Kebanggaan Kalsel | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Sabtu, 18 Desember 2021

Sejarah Stadion 17 Mei, Dari Lapangan Limbah Kayu, Hingga Jadi Stadion Kebanggaan Kalsel

 

Sumber foto : https://baritoputera.co.id/

STADION 17 MEI Banjarmasin adalah kebanggan Kalimantan Selatan. Stadion yang sarat akan nilai historis ini didirikan pada tanggal 17 Mei 1974, dan diresmikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Selatan Soebardjo. Nama 17 Mei dipilih karena berdasar dari sejarah perjuangan rakyat Kalsel yang berperan penting dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.

Stadion ini awalnya merupakan lapangan gabuk (limbah sisa potongan kayu) dan tanah bekas sungai yang mengering. Pembangunan stadion ini juga diiringi dengan adanya lintasan lari atletik, arena lompat jauh, dan tribun penonton yang terbuat dari kayu.  Jika dikalkulasikan stadion ini sudah beberapa kali mengalami renovasi. Pertama kali tahun 1984, ditandai dengan dibuatkan tembok pengaman di sekeliling stadion.

Selain itu, kapasitas tribun di bagian barat juga ditambah sehingga muat menampung 2.000 tempat duduk.  Stadion ini kembali mengalami pembenahan pada tahun 1995. Kali ini rumput lapangan mengalami perbaikan. Selain itu, juga dilakukan perbaikan instalasi listrik, air, toilet, dan pengadaan pompa penyiram rumput untuk menjaga kualitas lapangan.

Renovasi kedua pada tahun 1995 tersebut tidak lepas dari dukungan PT Barito Timber Group (perusahaan kayu yang kala itu sedang berjaya). Bantuan tersebut muncul sebagai hadiah atas prestasi fenomenal yang diraih Barito kala berhasil menembus semifinal Liga Dunhill 1.

Stadion ini kembali mengalami perombakan pada tahun 2007. Ditandai dengan ditambahnya kapasitas tempat duduk menjadi 15.000 kursi penonton. Perombakan ini dilakukan dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) yang diselenggarakan di Banjarmasin dan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kala itu.

Berdasarkan informasi yang  dihimpun, stadion ini kembali mengalami renovasi pada tahun 2010. Sayangnya, tidak banyak info yang kami terima terkait apa saja perbaikan yang dilakukan kala itu. Hingga akhirnya pada tahun 2013, stadion ini kembali dirombak. Kapasitas ditambah menjadi 30.000 tempat duduk.

Perombakan ini mengiringi keberhasilan Barito Putera yang promosi ke kasta tertinggi Liga Indonesia. Untuk memenuhi standar yang ditetapkan PSSI, stadion pun dirombak, dan Barito harus mengungsi selama satu musim ke Stadion Demang Lehman, Martapura.

Sumber : https://baritoputera.co.id/sejarah-singkat-stadion-17-mei-banjarmasin/

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner