FEATURE: Para "Nenek Super" Perbatasan Banjarmasin, Lestarikan Pembuatan Kapur Sirih | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 14 November 2019

FEATURE: Para "Nenek Super" Perbatasan Banjarmasin, Lestarikan Pembuatan Kapur Sirih

TERNYATA kapur sirih yang sering digunakan untuk berbagai keperluan berasal dari kerang kapah yang diproses sedemikian rupa sampai menjadi kapur sirih yang memiliki beragam manfaat. Berikut liputannya.

BANJARMASIN, Laporan wartawan: Fitri

Saat berkunjung ke Pulau Segara, Jelapat Berangas yang berbatasan dengan Kota Banjarmasin, penulisbmenemui beberapa wanita paruh baya tampak terlihat sibuk mengaduk adonan kapur sirih.

Tangan mereka tampak cekatan, tak ada rona kesusahan dalam wajah mereka, barangkali karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Dari beberapa tumpukan bahan, tampak terlihat kerang, mereka biasa menyebutnya dengan nama kapah. Kerang yang sudah dibersihkan kemudian dibakar menggunakan kulit kayu kruing, setelah kerang berubah menjadi abu selanjutnya dibersihkan.
Abu kerang dimasukan dalam ember berukuran sedang untuk dicampur dengan air hangat dan di biarkan semalaman. Esok hari barulah proses pengadukan untuk membuat kapur sirih siap digunakan.

Kerang kapah dibeli dari seseorag yang bekerja mencari kerang kapah di laut, untuk 100 kilogram kerang ia beli dengan harga Rp100 ribu, dan menghasilkan sebanyak enam ember kapur sirih. Sedangkan untuk bahan bakar kulit kayu kruing satu perahu kecil dibeli dengan harga Rp250 ribu "Mahal kulit kayu kruing sekarang, jadi sedikit aja jumlahnya," ucap Asniah salah satu pembuat kapur sirih.

Kebanyakan pekerja pembuat kapur sirih wanita paruh baya berusia 60 tahun ke atas, ini dikarenakan mereka sudah dari muda bekerja membuat kapur sirih dan tidak ada anak muda yang mau bekerja seperti mereka. "Kami ini sudah dari anum begawi ini jadi sudah terbiasa mun kanakan wahini kada mau begawi kaini," tuturnya.

Proses pengadukan tiap satu ember kapur sirih memakan waktu dua jam, dan Asniah biasa dalam sehari mampu mengaduk enam ember kapur sirih yang dihargai tiap embernya Rp8 ribu rupiah. Dan ini merupakan pekerjaan sehari-hari Asniah begitu pun dengan pekerja lainnya. "Dari jam tujuh pagi sampai jam lima sore kami begawi, bejalan aja mulai rumah sampai ke sini sudah biasa jadi kada papa biasa aja," ujarnya dalam bahasa Banjar.
 
Manfaat kapur sirih sendiri digunakan untuk menginang, sebagai campuran membuat kue, untuk membersihkan ayam agar tidak bau amis dan masih banyak lagi. "Kapur sirih yang siap pakai biasanya dijual ke Astambul, Palangkaraya, Barito, itu si yang sering jadi langganan," pungkasnya. (fitri/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner