Kisah Hijrah Hanifatul Mufida, Kartini Milenial Banjarmasin yang Tulis Dua Buku | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Senin, 22 April 2019

Kisah Hijrah Hanifatul Mufida, Kartini Milenial Banjarmasin yang Tulis Dua Buku


21 April 2019 bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Kartini. Ini diharapkan menjadi acuan semangat bagi para wanita Indonesia menjadi independent tanpa melupakan kodrat lahirnya sebagai wanita.

Jurnalis: Puji Lestari, Banjarmasin.

Kali ini, jurnalis BeritaBanjarmasin.com mengulik sosok yang bisa dikatakan sebagai Kartini Millenial atau wanita yang cukup muda namun punya segudang prestasi dan berjuang dijalur yang ia tekuni.

Adapun Hanifatul Mufidah, wanita kelahiran 19 Agustus 1995 ini merupakan pengajar salah satu di Banjarmasin tak berlebihan jika disebut sosok Kartini Millenial. Mengapa tidak? Wanita yang dulunya memiliki hobi menari dalam lomba-lomba Tarian Dayak ini justru memilih berhijrah ketika karir menarinya sedang berada di puncak. Menarik untuk mengikut perjalanan hijrahnya bukan?

Hanifatul mengatakan motivasi awal berhijrahnya adalah orang tua mengingat anak masih tanggung jawab orang tua.  "Jadi kalau melakukan hal yang dilarang Allah, orang tua juga akan menanggungnya. Maka sejak itu selalu berusaha melakukan kebaikan, berharap orang tua juga mendapat kebaikan tersebut," ucapnya.

Lebih jauh, dikatakannya sesungguhnya hijrah bukan hanya tentang misalnya yang tadinya tidak berkerudung jadi berkerudung. "Tapi lebih dari itu, yaitu terus mmperbaiki diri menjadi lebih baik selama kita hidup di dunia," ujarnya.

Hijrah menurutnya tak kenal kata stop. Wanita lulusan Prodi Pendidikan Matematika ULM ini telah memilik dua buku yang ia tulis sendiri dan berencana menulis buku ketiganya.

Buku pertama berjudul 'Ketika Allah Jatuh Cinta' dan buku kedua  'Mumpung Masih Muda' yang sebentar lagi akan terbit.  "Insya Allah buku kedua sebentar lagi terbit, kalau buku ketiga sudah ada rencana sih bikin, dan sudah punya konsepnya. Masih seputar anak muda. Tapi masih belum. Doakan ya," ujarnya seraya tetawa.

Hanifatul juga bercerita pengalamannya diberi kesempatan dari Allah ikut rombongan BKPRMI (badan komunikasi pemuda dan remaja masjid). Tujuan kegiatan ini yakni Ketua pusat BKPRMI mau melantik BKPRMI Kamboja, tepatnya di kota Phnom Penh. "Sekalian ikut menghadiri undangan Ramadhan Ifthar Of Cambodian Muslim bersama Perdana Menteri Kamboja," ujarnya.

Hanifatul mengatakan muslim di Kamboja hanya  sekitar empat persen. Dirinya merasa terharu bisa ikut merasakan jadi muslim minoritas. "Bersyukur jadi orang Indonesia,  fasilitas belajar Islam bertebaran. Terlebih ketika mendengar ada BKPRMI artinya ada pngajaran Al Quran, tapi pengalaman yang luar biasa. Allah kasih ksempatan mngunjungi bumi-Nya yang lebih luas," ujarnya.

Wanita 23 tahun ini memberi motivasi kepada remaja yang ragu untuk berhijrah karena menururnya kita semua bakalan kembali kepada Allah. Dan tugas kita di dunia hanya mengumpulkan bekal kebaikan sebaik-baiknya, agar Allah ridho kelak memasukkan kita ke surga-Nya.

Walaupun memang setiap manusia pasti ada ujiannya. Diumurnyanya yang sekarang, godaan semakin datang membentang.

"Milenial ngak usah minder ya. Justru kamu luar biasa. Menjadi milenial pembelajar yang teguh pada prinsip Islam meskipun tantangan zaman kian menghadang. yuk menjadi bagian milenial yang brprinsip pada kebaikan dan menginspirasi kawan yang lain," paparnya. (puji/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner