H Ibnu Sina Paparkan "Rahasia" Inovasi-Kolaborasi di Pemkot Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 09 November 2018

H Ibnu Sina Paparkan "Rahasia" Inovasi-Kolaborasi di Pemkot Banjarmasin

BANJARMASIN, BBCOM - Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina menyatakan penanganan kawasan kumuh yang dilakukan Tim SISHA Kementerian PUPR Dirjen Cipta Karya, dapat berkolaborasi dengan Pemkot Banjarmasin.



“Kami suka dengan istilah kolaborasi, kita ingin seluruh SKPD bisa berkolaborasi seperti pada program Wira Usaha Baru (WUB). Kami membuat Pokja WUB terdiri dari tujuh SKPD,” ujarnya, saat menerima kedatangan Tim SISHA Kementerian PUPR Dirjen Cipta Karya di ruang Rapat Berintegrasi, Balai Kota Banjarmasin, kemarin.


Lebih lanjut H Ibnu Sina mengatakan, mendidik seseorang untuk bisa mandiri secara ekonomi, memang tidak mudah. Karena itu, di Kota Banjarmasin ada program Kampung KB dan Kampung Baiman.


Program tersebut, jelasnya, merupakan wujud integrasi dan sinergitas dari berbagai SKPD yang di dalamnya ada kegiatan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, kemudian sosial termasuk juga tertib administrasi kependudukan. “Kita sudah ada 11 Kampung KB Kampung Baiman dan sebagiannya ada di kawasan kumuh. Saya ingin seluruh sumber daya itu terintegrasi di situ," paparnya.


Kemudian, lanjutnya, Pemkot Banjarmasin juga punya program lain misalnya setiap bayi yang lahir di Banjarmasin harus segera dibuatkan Kartu Keluarga, AKTA, dan KIA (Kartu Identias Anak).


Hal lain yang dijelaskan orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai itu diantaranya tentang kegiatan kolaborasi. Diuraikannya, jajaran Pemkot Banjarmasin sudah terbiasa dengan kolaborasi serta inovasi. Salah satu wujud kolaborasi yang dapat dilihat ada di kawasan Kelayan Barat. Untuk pembebasan lahannya berasal dari anggaran Pemkot Banjarmasin dan Pemprov Kalsel, kemudian untuk pembangunan rusun dananya dari APBN. “Jadi kawasan Kelayan Barat itu adalah wujud dari kolaborasi, dan hasilnya sangat terasa, kini kawasan itu menjadi hilang kumuhnya,” ucap mantan aktivis mahasiswa ini.


Terkait dengan relokasi, mantan anggota DPRD Kalsel tiga periode ini kembali menerangkan, ada dua pola yang dilakukan Pemkot Banjarmasin, salah satunya adalah dengan penataan. Di Kota Banjarmasin penggusuran masyarakat yang bermukim di pinggir sungai tidaklah mudah, karena hampir 40 persen masyarakatnya hidup di pinggir sungai. “Kalau kita ingin menghidupkan kembali budaya, mereka sebagai penduduk yang budayanya adalah budaya sungai, harusnya kita berdamai dengan kearifan lokal mereka, artinya yang bisa kita lakukan adalah seperti yang di Kampung Hijau, justru itu lebih manusiawi saya kira,” pungkasnya. (arum/sip)  

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner