Begini Kisah Perawat Batak yang jadi Relawan ACT di Sulteng | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 02 November 2018

Begini Kisah Perawat Batak yang jadi Relawan ACT di Sulteng

PALU, BBCOM - Dalam kondisi bencana alam ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan seperti menyelamatkan korban dan menjaga kesehatan jiwa dan raga. Sulawesi Tengah, tepatnya di Kota Palu, Sigi dan Donggala yang pada 28 September lalu terkena tsunami, gempa dan likuifaksi menjadi wilayah yang menderita, dengan goncancan mencapai kekuatan 7,4 skala richter.

 


Bahkan dalam siaran persnya, Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, Kerugian dan kerusakan akibat bencana di Sulawesi Tengah sebesar Rp 18,48 triliun per 27/10/2018.


Jumlah tersebut lebih besar daripada sebelumnya sebesar Rp 13,82 triliun per 21/10/2018. Diperkirakan dampak ekonomi berupa kerugian dan kerusakan akibat bencana di Sulawesi Tengah ini masih akan terus bertambah karena belum semua data kerusakan selesai dilakukan.


Meskipun triliiunan kerugian akibat bencana tersebut, sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa gotong royong langkah sekecil apapun dalam rangka membantu korban tentu akan bernilai sekali.


Aksi Cepat Tanggap melalui mitranya Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di posko kesehatan Kecamatan Sinduwe Tobata, Donggala mengatakan, sejak tiga pekan lalu mereka sudah membuka posko kesehatan. "Saya baru sepakan disini, dan kita buka dari pagi serta kita juga ikut keliling saat menyalurkan logistik di berbagai dusun," beber Andri Siregar, Perawat dari MRI Labuan Batu, Kamis (1/11/2018).


Penyakit yang sering diderita para pengungsi, menurutnya seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare. "Pasien kita juga kebanyakan anak-anak," jelasnya.


Selain hal tersebut, menurutnya posko juga menyediakan susu formula, makanan pendamping, bedak hingga vitamin. "Sepekan setelah bencana rumah sakit dan puskesam masih tutup, dan adanya ACT menjadi wadah alternatif sebagai rujukan bagi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan," terangnya kepada BeritaBanjarmasin.com.


Perlu diketahui, selain perawat seperti Andri banyak pula tenaga medis yang terlibat sebagai relawan seperti dokter umum dan bidan. "ACT terbaik lah," tukas perwat asal Kota Medan, Sumatra Utara tersebut. (ayo/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner