Feature News: Meneropong Angkutan Online "Zaman Now" di Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Senin, 30 Juli 2018

Feature News: Meneropong Angkutan Online "Zaman Now" di Banjarmasin

Dewi Ekasari Kusumastuti pengguna jasa angkutan Online/beritabanjarmasin.com
BANJARMASIN, BBCOM - Laju arus informasi dan teknologi "zaman now" ditandai dengan semakin bermunculannya aplikasi serba online yang membantu manusia. Mulai dari urusan belanja, antar makanan, hingga angkutan umum.

Era informasi ini membuat banyak perubahan di semua belahan dunia. Tak ketinggalan pula di Banjarmasin, kota seribu sungai. Dengan kepadatan penduduk lebih dari 600.000 orang, dan pusat niaga serta keramaian, menjadikan warga Banjarmasin membutuhkan alternatif angkutan yang nyaman dan murah.

Aktivitas manusia kini kian mudah dengan hadirnya jasa angkutan online yang menyebar dimana-mana. Tidak hanya kenyamanan yang ditawarkan, jasa yang disuguhkan juga sangat bervariasi.

Kelebihan yang ditawarkan jasa angkutan online dirasakan oleh Dewi Ekasari Kusumastuti, wanita kelahiran Surakarta, 8 Juni 1990 ini setia menggunakan jasa angkutan online dalam kehidupannya.

Dewi yang merantau di Kota Banjarmasin ini mengaku angkutan online lebih praktis dan sangat membantu dalam aktivitasnya sehari-hari. "Banyak sih kelebihan yang saya rasakan dari angkutan online ini, seperti efisiensi waktu dan tenaga. Tinggal memesan melalui aplikasi dan duduk manis menunggu datang," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com, Minggu (29/7/2018).

Selain itu, banyaknya promo yang ditawarkan angkutan online ini juga menjadi daya tarik tersendiri. "Dapat dibayar non tunai, hal menarik lain adalah mendapat potongan harga. Lebih murah dibandingkan pembayaran secara cash.  Intensitas penggunaan dihargai dengan pemberian poin. Kalau poin banyak diskon juga banyak," tutur Dosen Pendidikan Luar Biasa Universitas Lambung Mangkurat itu.

PLUS MINUS ANGKUTAN ONLINE

Di era digital seperti sekarang, semua keperluan manusia sudah sangat dimudahkan dengana adanya aplikasi online.  Berbagai kalangan masyarakat, merasa sangat terbantu dengan keberadaannya jasa layanan transportasi online ini.

Terlepas dari perannya dalam memudahkan kebutuhan masyarakat, tahukah anda jasa layanan transportasi online memiliki dampak bagi daerah penggunanya. Khususnya Kota Banjarmasin.

Pengamat ekonomi Kalsel, Hendra, mengungkapkan bahwa dampak tersebut tergantung bagaimana pemerintah bisa memberi regulasi yang baik.

"Saya pikir pemerintah kota harus mampu mengakomodir semua kebutuhan pelaku usaha yang menjunjung tinggi rasa keadilan," papar alumni ULM itu.

Lelaki kelahiran 11 Desember 1984 ini menjelaskan bahwa jasa transportasi online ini relatif dianggap lebih baik dibandingkan dengan angkutan umum konvensional. Hal ini dilihat baik dari sisi pelayanan, kenyamanan dan juga kepastian harga.

Untuk angkutan umum konvensional kalau ingin bersaing tentunya harus meningkatkan kualitas. "Angkutan umum konvensional juga harus dituntut memberikan pelayanan, kenyamanan dan kepastian harga yang baik. Sehingga bisa berfastabiqul khairat," pungkasnya. (puji/sip)

SAMPAI BISA BELI MOTOR SPORT

Orang yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan akan berpeluang besar mencapai keberhasilan. Hal ini sangat relevan dengan perkembangan dunia modern.

Lihat saja saja kisah Khairul Fata, mitra pengemudi salah satu raksasa perusahaan aplikasi ojek online yang bisa menafkahi keluarga hingga bisa membeli motor sport idamannya

Pria kelahiran Sumenep, 29 tahun silam ini bisa memiliki sepeda motor sport seharga Rp35 juta itu dari hasil menabung setahun terakhir selama menjadi mitra perusahaan aplikasi angkutan online. "Alhamdulillah mas, akhirnya cita-cita saya kesampaian memikili motor sport ini," ujar pria yang biasa dipanggil Irul itu.

Demi bisa membeli sepeda motor idamannya, pria yang sudah beristri itu rela menabung hingga tiga juta rupiah perbulan yang disisihkan dari penghasilannya selama menjadi driver ojek online. "Setiap hari saya biasanya mendapatkan penghasilan 200 hingga 350 ribu rupiah. Saya bekerja nonstop setiap hari bahkan hingga larut malam," ucapnya kepada BeritaBanjarmasin.com

Pendapatan itu, lanjut dia, diperoleh dari pemesanan (order) konsumen ojek online yang dilayani sebanyak 15-23 order per hari. Mayoritas pemesanan konsumen yang dilayani Irul ini dikontribusikan dari order antar. Jumlahnya sebesar 75 persen dari jumlah total order. Sisanya dikontribusikan dari pemesanan makanan.
Khairul Fata/beritabanjarmasin.com
Pria yang tinggal di Gang Sejiran, Kelayan Luar, Banjarmasin Tengah itu menuturkan, dirinya masuk sebagai mitra aplikasi ojek online pada Maret 2017 silam.  Pada saat itu, dia sudah memiliki pekerjaan dengan berwiraswasta bersama keluarganya. Namun Irul lebih memilih meneruskan profesinya sebagai driver ojek online, alasannya karena penghasilannya melebihi gaji sebagai pegawai swasta di Banjarmasin.

Penghasilan yang lebih tinggi dari gaji sebagai pegawai swasta itu menambah kepercayaan diri Irul dalam menekuni profesinya ini. Ia mengutamakan prinsip kejujuran, misalnya tidak pernah sekalipun mempraktikkan order fiktif alias order tuyul. “Sejak awal-awal masuk, order tuyul itu memang marak di kalangan driver,” kata Irul.

Irul memberikan bukti sebagai mitra pengemudi yang taat aturan dan produktif. Bahkan dikalangan driver, ia dianggap sebagai panutan karena keuletan dan kegigihannya yang tak kenal lelah. "Saya adalah orang pertama yang mendaftar," tutur Irul.

Selama menggeluti profesi itu, Irul mengaku pernah mengalami pengalaman tak terduga. Dia pernah ditelepon pelanggan pada pukul dini hari. Pelanggan tersebut memesan layanan antar makanan namun total belanjaannya lumayan besar, sekitar Rp350 ribu. Tanpa berprasangka buruk, Irul lantas membelikan pesanan palanggan tersebut. Namun saat hendak diantar kealamatnya, tiba-tiba nomor telepon pelanggan itu tidak aktif. "Pesannya jam tiga pagi, minta diantar ke salah satu kamar di hotel Aston. Eh, pas udah mau diantar nomernya tidak aktif lagi," tuturnya.

Irul mengaku senang dan bangga atas apa yang kini telah dimilikinya. “Rasanya ada haru dan senang, ya saya hanya tukang ojek. Saya bisa buktikan seorang driver ojek online bisa” katanya mantap.

Apa yang telah dilakukan oleh Irul tentu menjadi pelajaran bagi masyarakat bahwa asalkan ada niat dan mau berusaha, apa yang dicita-citakan akan tercapai. (edoz/sip)

BELAJAR KERJA KERAS DARI KAI WAHAB

Tidak bisa dipungkiri lagi, semenjak armada aplikasi transportasi modern ini lahir, masyarakat jadi memiliki jenis pekerjaan baru. Tidak peduli mereka mahasiswa, ibu rumah tangga, sampai para lansia bisa bergabung di sini.

Berbicara mengenai lansia, mungkin  sudah sering mendengar cerita tentang pengemudi ojek online dengan usia lanjut namun masih semangat bekerja dan mampu bersaing dengan pengemudi yang usainya relatif masih  muda. Salahnya adalah sosok pria bernama Anang Heriansyah.

Diusianya ke-65 tahun, Pria yang akrab disapa Kai Wahab tersebut semestinya bisa menikmati hari tua dengan secangkir kopi hitam di rumah. Akan tetapi, di usianya yang sudah senja itu ia malah harus turun ke jalan menanti orderan calon customer.

"Saya sudah 10 bulan menjadi pengemudi ojek online mas. Dari pada di rumah tidak ada kerjaan, mungkin dengan begini saya bisa beraktifitas sekaligus mencari rejeki," ungkap Kai Wahab kepada BeritaBanjarmasin.com.


Kai Wahab/beritabanjarmasin.com
Salah satu yang menarik dari Kai Wahab ini adalah penampilannya yang maskulin. Sekalipun usianya tidak lagi muda, akan tetapi dirinya sangat memperhatikan penampilan. Alasannya, agar penumpang merasa nyaman saat diboncengnya.

"Menjadi pengemudi ojek online itu tidak mudah. Kita harus bisa memastikan penumpang yang kita bawa itu merasa aman dan nyaman," tuturnya.

Oleh karena itu faktor kerapian dan kebersihan mulai dari pakaian hingga kendaraan juga berpengaruh. "Bila tidak, maka bisa jadi jasa kita tidak lagi dicari keesokan harinya," ucap Kai Wahab

Setiap harinya, ia akan berangkat dari rumahnya di jalan Pekapuran Raya, Banjarmasin Timur dengan menyusuri jalanan kota seribu sungai. Bahkan terkadang ia ngetem di sekitaran Pasar Antasari, Jalan Pangeran Antasari.

Baginya, mendapatkan penumpang terkadang menjadi hal yang sulit karena menurutnya kebanyakan orang takut dibonceng olehnya karena usianya yang sudah tua. "Tapi saat mereka sudah dibonceng, mereka merasa nyaman. Bahkan ada yang bilang bapak ini wangi," ujar Kai Wahab dengan terkekeh.

Obrolan dengan Kai Wahab harus terhenti karena notifikasi di aplikasi ojek onlinenya berbunyi karena ada orderan masuk. "Maaf mas saya narik dulu, ini penumpangnya nunggu di depan hotel Kharisma," pungkas Kai Anang yang bergegas menyalakan mesin sepeda motor Vega ZR kesayangannya itu.

Cerita tentang pria berusia senja yang tak kalah dengan tantangan hidup dan tak lantas mengambil jalan pintas dengan menengadahkan tangan menjadi pengemis, Patut dijadikan tauladan. Kakek Anang memilih hidup terhormat, Menjadi driver ojek online meski butuh usaha lebih keras di tengah usia senja. (edoz/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner