Wow! Kapal Pembangkit Listrik Dari Turki Bisa Jadi Solusi Krisis Listrik Kalsel | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 25 Desember 2015

Wow! Kapal Pembangkit Listrik Dari Turki Bisa Jadi Solusi Krisis Listrik Kalsel

Defisit pasokan listrik di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kalsel barangkali bisa saja segera teratasi. Salah satunya adalah dengan pembangkit listrik terapung atau yang dikenal dengan Kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP). PT PLN (Persero) saat ini sudah menyewa lima unit kapal pembangkit listrik asal Turki.

Kapal pertama yakni Karadeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 120 Megawatt (MW) terlebih dahulu tiba di Tanah Air. Sedangkan empat kapal lainnya tiba di Indonesia pada pertengahan Juni 2016 nanti. Kapal Zeynep Sultan itu pada awal Desember lalu seperti dikutip dari listrik.org secara resmi diberangkatkan dari Pelabuhan Nusantara Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.

Seremoni keberangkatan itu dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Gatot Nurmayanto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Presiden Jokowi mengatakan pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan listrik. Kapal pembangkit listrik ini merupakan solusi tercepat dalam memenuhi krisis listrik di sejumlah wilayah di Indonesia. “Setiap saya ke daerah, kabupaten, provinsi selalu keluhannya adalah kurang listrik, krisis listrik, mati lampu. Selain program 35.000 MW, diperlukan, ini (kapal pembangkit) yang cepat mengatasi itu,” kata Jokowi dalam konferensi pers.

Jokowi menuturkan Indonesia sudah memesan lima kapal serupa dari Turki. Satu kapal sudah tiba dan segera menuju Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Sedangkan 4 kapal lainnya akan tiba pertengahan 2016 nanti. Adapun empat kapal yang dimaksud akan ditempatkan di Medan memiliki kapasitas 240 MW, kemudian 3 kapal memiliki kapasitas 60 MW akan di tempatkan masing-masing di Kupang, Ambon dan Lombok. “Paling banyak kami luncurkan ke wilayah timur Indonesia dan ada yang ke Sumatera Utara,” jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian menceritakan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie merupakan pemimpin daerah pertama yang mengeluhkan desifit listrik ketika Jokowi baru saja menjabat sebagai Presiden. “Keluhan pertama saya jadi Presiden dari Gubernur Gorontalo,” ujarnya.

Dirut Sofyan menambahkan wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo menjadi prioritas utama lantaran besarnya defisit yang terjadi. Pasalnya beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini mencapai 325 MW. Sedangkan sejumlah pembangkit di wilayah tersebut masih dalam tahap pemeliharaan sehingga pasokan listrik belum maksimal. Nantinya kapal ini terhubung dalam sistem interkoneksi kelistrikan 150 kilo Volt (kV) Sulawesi Utara – Gorontalo (Sulutgo). “Ada defisit sekitar 50 MW,” ujarnya.

Sofyan menjelaskan proyek ini sudah bergulir sejak tahun lalu. Pengadaan kapal dilakukan melalui skema tender yang diikuti oleh 19 perusahaan internasional. Dia mengungkapkan persyaratan tender mengharuskan pemenang proyek ini harus memiliki kapal pembangkit sendiri. Dari 19 peserta itu hanya tersisa 2 perusahaan yang masuk dalam persyaratan yang dibutuhkan. Satu peserta memiliki kapal pembangkit yang sudah lama dirakitnya alias kapal tua. Akhirnya panitia tender menyatakan Karpowership sebagai pemenang tender lantaran tahun pembuatan kapal Zeynep Sultan di 2014.

“Perusahaan ini memiliki sendiri (kapal) dan mempunyai galangan kapal sendiri. Mereka punya pengalaman menyewakan ke negara Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan untuk Asia baru pertama kali di Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut Sofyan menerangkan kapal pembangkit ini bisa dioperasikan dengan dua bahan bakar atau dual fuel engine yaitu fuel jenis heavy fuel oil (HFO) dan gas. Untuk operasi pertama akan menggunakan bahan bakar minyak. Penggunaan kapal ini mampu menghemat hingga Rp 350 miliar per tahun. Adapun PLN membayar listrik yang dihasilkan sekitar Rp 1850 per kWh.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menginginkan Indonesia memiliki industri pembuatan kapal pembangkit listrik. Rencana tersebut pun sudah disampaikan langsung kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Jokowi menuturkan Indonesia merupakan negara Kepulauan yang memiliki 17.000 pulau. Menurutnya pembangkit listrik diatas kapal merupakan pilihan tepat dalam menaenuhi kebutuhan listrik. Pasalnya kapal ini bisa bergerak dari satu pulau ke pulau lain. Kapal itu bergerak setelah di pulau tersebut pasokan listrik bisa dipenuhi dari pembangkit listrik yang ada di darat. “Tadi disampaikan pemilik perusahaan (kapal), mereka akan mengerjakan di Indonesia. Mungkin join dengan perusahaan BUMN atau swasta,” ujarnya.

Menteri Rini menuturkan pembicaraan mengenai perusahaan patungan (joint venture) sudah dilakukan. Karpowership, anak usaha dari Karadeniz Holding, itu pun bersedia patungan dengan BUMN. Ditargetkan pertengahan tahun depan joint venture tersebut bisa terwujud. Rini menuturkan kapal pembangkit buatan nasional ini akan memiliki kapasitas 40-60 MW. Nantinya kapal tersebut tidak hanya berbahan bakar minyak (BBM) atau gas. Namun juga akan menggunakan batubara yang lebih murah. Selain itu industri kapal ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga bakal diekspor.

“Kepulauan kita kan sangat banyak. Akan efisien kalau menggunakan kapal ini,” ujarnya.

Sumber : Investor Daily 10/10/2015

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner