BERITABANJARMASIN.COM — Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) terus berupaya menata kawasan wisata unggulan Siring Menara Pandang.
Salah satu fokus utamanya adalah penataan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini menjadi bagian dari denyut ekonomi kawasan tersebut.
Plt Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Fitriah, mengungkapkan bahwa penataan PKL tidak hanya untuk menciptakan lingkungan wisata yang tertib, nyaman, dan bersih, tetapi juga menjadi strategi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi.
“Hingga Juli 2025, sudah lebih dari 100 PKL yang masuk dalam pendataan resmi kami. Ini bagian dari langkah awal agar penataan bisa dilakukan dengan sistematis dan transparan,” ujar Fitriah, Selasa (23/7/2025).
Salah satu pembaruan yang diterapkan adalah mekanisme penarikan retribusi harian.
Sebelumnya, retribusi dikenakan secara bulanan, namun banyak pedagang yang tidak berjualan setiap hari. Kini, sistem harian dinilai lebih adil dan fleksibel, sesuai aspirasi para pedagang.
“Para pedagang pada prinsipnya siap membayar retribusi, tapi mereka berharap ada kebijakan yang sesuai kondisi lapangan. Jadi kami ubah dari sistem bulanan ke harian, supaya lebih realistis,” jelasnya.
Tak hanya itu, Fitriah juga memastikan bahwa proses penataan ini diiringi dengan pengawasan ketat terhadap potensi pungutan liar (pungli).
Pihaknya turun langsung ke lapangan untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan berdialog langsung dengan para pedagang.
“Alhamdulillah, berdasarkan pengakuan para pedagang, tidak ditemukan adanya praktik pungli selama ini. Tapi kami akan terus lakukan pemantauan secara berkala agar tidak ada oknum yang bermain,” tegasnya.
Ia menambahkan, dengan penataan yang baik, diharapkan kawasan Siring Menara Pandang bisa menjadi ruang wisata yang ramah pengunjung dan ramah pedagang, serta memberi dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat.
“Kita ingin kawasan ini makin tertib dan menarik bagi wisatawan. Kalau nyaman, rapi, dan bebas dari praktik ilegal, semua akan diuntungkan,” tutup Fitriah. (arum/sip)
Posting Komentar