Pengabdian Masyarakat, Program Studi Sosiologi FISIP ULM Dorong Pengembangan Desa Wisata Pulau Sewangi | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Sabtu, 13 Agustus 2022

Pengabdian Masyarakat, Program Studi Sosiologi FISIP ULM Dorong Pengembangan Desa Wisata Pulau Sewangi

BERITABANJARMASIN.COM - Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melaksanakan Program Dosen Wajib Mengabdi, Selasa (9/8/2022).

Program Dosen Wajib Mengabdi ini mengusung tema "Kelompok Sadar Wisata Berbasis Pengetahuan Lokal Di Kawasan Pulau Sewangi Kabupaten Barito Kuala".

Kegiatan ini bertujuan membentuk kelompok sadar wisata di kawasan Desa Pulau Sewangi yang berbasis pengetahuan lokal dalam pembuatan jukung dan diharapkan dapat mewujudkannya menjadi desa wisata untuk menarik perhatian wisatawan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua RT 1-12, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna Senar, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Harum Mewangi yang berada di Desa Pulau Sewangi.

Kegiatan dibuka oleh kepala Desa Pulau Sewangi, Syarifah Saufiah dan dirinya mengucapkan rasa syukurnya karena desanya akan dicanangkan menjadi desa wisata.

Ia juga berterimakasih kepada para dosen dan mahasiswa Prodi Sosiologi yang sudah membantu dan turut berpartisipasi memberikan kesadaran kepada masyarakat, bahwa Desa Sewangi mempunyai banyak potensi untuk menjadi desa wisata.

Setelah acara resmi dibuka, dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipimpin oleh Dosen Sosiologi FISIP ULM, Dimas Asto Aji An’amta S.Pd, M dan Arif Rahman Hakim, S.S, M.A. 

Diskusi pada sesi ini merupakan pemaparan tentang pengetahuan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pulau Sewangi. Semua pengetahuan lokal yang dipaparkan tidak terlepas dari mata pencaharian sebagai pembuat jukung.
Pemaparan yang dilakukan oleh tim penelitian ini terdiri dari enam bab, pertama membahas tentang bagian-bagian jukung, kedua membahas tentang jenis-jenis jukung, ketiga alat-alat penunjang pembuatan jukung, keempat proses pembuatan jukung, kelima cerita/mitos yang berkaitan tentang jukung, keenam ciri khas jukung Desa Pulau Sewangi. 

Pemaparan ini merupakan lanjutan dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Prodi Sosiologi dalam memetakan pengetahuan lokal tentang jukung yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pulau Sewangi.

Pemaparan dari hasil temuan yang dilakukan selama penelitian adalah bagian dari metode penelitian untuk mendapatkan data yang valid atau sering disebut dengan istilah Focus Group Discussion (FGD). 

Penelitian juga melibatkan mahasiswa sebagai bentuk lanjutan dari pembelajaran dikelas. Namun pelibatan ini hanya diwakili enam mahasiswa dan dipercayai oleh dosen nantinya dapat memberikan pemahaman kepada teman sebayanya tentang proses penelitian dilapangan. Adapun enam mahasiswa tersebut adalah Muhammad Hadi Akbar, Adistya Karamina Fasyah, Siti Nabila, Muhammad William Syabani, Azmi Riyadi dan Muhammad Huda Inayaturrahman. 

Pada sesi pertama warga yang hadir sangat antusias dalam memperhatikan pemaparan yang disampaikan oleh tim peneliti. Antusias ini juga yang kemudian memunculkan tanggapan dari warga terhadap beberapa pemaparan yang dirasa memiliki kekurangan. 

Tanggapan-tanggapan yang muncul menguatkan pemetaan pengetahuan lokal yang dilakukan agar tidak menimbulkan kesalahan informasi sebelum nantinya dipublikasikan oleh tim peneliti. Diskusi sesi pertama cukup berjalan panjang dan memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit.

Kemudian pada sesi acara berikutnya adalah pemaparan dari Kepala Desa Tiwingan Lama Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar, Julpani. Kehadiran beliau sebagai pemantik semangat warga dalam memanfaatkan kekayaan pengetahuan dan lingkungan untuk dapat dijadikan sebagai komoditas wisata.

Sebagai kepala desa sekaligus pelopor dari pembuatan wisata Matang Kaladan yang terkenal mirip dengan Raja Ampat, Pak Julpani memberikan motivasi tentang bagaimana cara membuat potensi yang dimiliki oleh desa dan mengubahnya menjadi pemasukan tambahan bagi warga maupun desanya. 

Penyampaian yang beliau tekankan adalah memunculkan tujuh daya tarik atau dengan istilah lainnya sapta pesona yang harus ada jika menginginkan desa sebagai tujuan wisata. 

Sapta pesona lanjutnya dapat digali dengan memunculkan atau membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Kehadiran pokdarwis ini menurut pak Julpani sangat vital dalam membentuk desa menjadi tujuan wisata.

Pemaparan selanjutnya dari Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pa’au yang sekaligus sebagai Sekretaris Desa Pa’au, Aspiani Alpawi. 

Kehadiran beliau sangat menggugah warga yang hadir di kantor Desa Pulau Sewangi. beliau mengatakan, dalam membuat desa menjadi tempat tujuan wisata harus ada pengorbanan terlebih dahulu dan memang pekerjaan yang tidak bisa langsung kelihatan hasilnya secara langsung. "Pekerjaan ini akan terbayar dikemudian hari jika dilakukan secara sungguh-sungguh," ucapnya.

Menurutnya pekerjaan sebagai pengurus pokdarwis tidak bisa langsung mendatangkan keuntungan. Akan tetapi Peran pokdarwis sangat vital dalam memberikan sentuhan potensi yang dimiliki menjadi tujuan wisata dan menjadi daya tarik tersendiri bagi desa.

Cerita-cerita pengalaman beliau sebagai pengurus pokdarwis hingga sampai menjadi ketua membuat warga antusias mendengarkan tentang perjuangan menjadikan desanya sebagai tujuan wisata. Dari diskusi dan berbagi pengalaman dengan warga, beliau memberikan perhatian yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan desa menjadi tempat wisata adalah gotong royong dan memiliki kesamaan tujuan yang sangat kuat.

Menurutnya jika hal ini dimiliki oleh warga maka segala rintangan dalam menjadikan desa sebagai tujuan wisata akan sangat mudah.

Adapun kegiatan selanjutnya ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Abdul Hamid, dilanjutkan sesi foto bersama dengan semua warga yang hadir dalam diskusi beserta perangkat Desa Pulau Sewangi.

Kegiatan pengabdian yang diawali dengan penelitian dari tim Prodi Sosiologi FISIP ULM ini merupakan perwujudan kepedulian dalam menjaga warisan pengetahuan lokal sekaligus memberikan kesadaran terhadap warga di Desa Pulau Sewangi bahwa pengetahuan mereka adalah harta yang wajib untuk dijaga. 

Kegiatan ini pun mendapat apresiasi dari warga yang hadir akan hal selama ini yang dianggap biasa saja oleh mereka ternyata merupakan warisan pengetahuan yang perlu dijaga.

Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini juga sangat bersemangat, salah satunya, 
Muhammad Huda Inayaturrahman. Ia mengatakan sangat senang telah ikut berkontribusi pada kegiatan ini. 

Dirinya juga mengharapkan, dengan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Pulau Sewangi dalam memanfaatkan potensi wisata yang ada serta bersama-sama membangun pokdarwis yang nantinya akan menjadi pelopor dalam mewujudkannya menjadi desa wisata.."Serta dapat membawa dampak positif untuk warga sekitar," katanya. (adv/maya)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner