FEATURE: Jodi, Perajin Rotan Desa Liyu Balangan, Ingin Karyanya Dikenal di Level Internasional | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 09 Agustus 2022

FEATURE: Jodi, Perajin Rotan Desa Liyu Balangan, Ingin Karyanya Dikenal di Level Internasional

Berbagai olahan kerajinan tangan berbahan dasar rotan dikembangkan badan usaha milik desa (BUMDes) Murek Parayo Desa Liyu yang berada di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan Provinsi Kalsel.

Maya Andriani,Banjarmasin | BeritaBanjarmasin.com 

Sudah sejak dua tahun Jodi mengembangkan usaha rotan menjadi berbagai hasil kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi di pasaran. Dalam pengembangan usaha ini dirinya bergabung dengan BUMDes Murek Parayo Desa Liyu yang berdiri sejak tahun 2017.

Anyaman yang terbuat dari rotan itu, di tangan pengrajin ini bisa menjadi berbagai macam barang jadi baik itu tas centeng, gelang hingga dimodifikasi dan dicampur dengan bahan kulit agar menambah nuansa modern di dalamnya.

Seperti halnya tas, barang yang satu ini dijual dengan harga yang bervariasi tergantung tingkat kerumitan pengolahannya. "Kalau yang motif bunga ini, kita jual lebih mahal mulai harga Rp200 ribu, anyaman khas Desa Liyu," terangnya.
Berbeda lagi dengan gelang yang dihargai Rp25--35 ribu rupiah per unitnya. "Untuk gelang jenis simpai beda lagi dari harga Rp50 ribu hingga Rp50 ribu ke atas," jelasnya saat ditemui pada Expo BUMDes di Atrium Duta Mall Banjarmasin (6/8/2022).

Uniknya dalam pembuatan ini, para perajin juga menyiapkan bahan rotan mentahnya untuk kemudian diolah menjadi gelang sesuai ukuran tangan dan keinginan si pembelinya.  

Lelaki berusia 40 tahun ini menjelaskan untuk mendapatkan bahan rotan harus mengambil di gunung yang memakan waktu berbulan-bulan lamanya. Untuk prosesnya kata Jodi, rotan yang didapat harus dikeringkan terlebih dulu. 

Setelah itu, rotan kemudian dibelah dan dirapikan dilanjutkan pewarnaan dan kembali dikeringkan kembali. "Lalu kita lakukan anyaman pada rotan untuk kemudian jadi barang jadi dan dijual," jelasnya.

Untuk pemilihan rotan lanjutnya menggunakan rotan yang sudah tua karena muda kurang bagus dan tidak kuat untuk dijadikan barang yang akan dipakai. "Jadi memang harus rotan yang berusia tua," ucapnya. 

Saat ini menurutnya pemasaran kerajinan tradisional Desa Liyu ini masih sebatas di daerah-daerah. Ia pun mempunyai mimpi agar kedepannya kerajinan ini bisa dikenal di mata nasional bahkan internasional. (maya/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner