Kemah Sastra Kindai Seni Kreatif, Buka Potensi Sastrawan Muda Kalsel | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Senin, 27 Juni 2022

Kemah Sastra Kindai Seni Kreatif, Buka Potensi Sastrawan Muda Kalsel

BERITABANJARMASIN.COM – Kemah Sastra tentu bukan gagasan yang lahir kemarin sore. Kata perkemahan, sering digunakan dalam kegiatan pendidikan kepramukaan. Kemah Sastra, sesuai dengan namanya, ialah perkemahan yang memfokuskan kegiatannya seputar sastra, dan mengupayakan pesertanya agar memahami, mempelajari, bahkan menerapkannya langsung.

Empat tahun lalu, kemah dengan konsep semacam ini pernah diadakan di Bumi Blambangan Banyuwangi, dengan menghadirkan sejumlah seniman dan sastrawan seperti, Sutardji Calzoum Bachri, D  Zawawi Imron, Hasan Aspahani, dan Wayan Jengki Sunarta. Di Banjarbaru, ide ini baru tampak batang hidungnya saat dicetuskan oleh Kindai Seni Kreatif, sebagai sebuah komunitas yang konsentris dalam beragam bidang kesenian, khususnya sastra. Kindai kadang memang datang dengan ide-ide segar, jika tak mau disebut tidak biasa.

Promosinya gencar digenjot di sosial media. Saat beritabanjarmasin.com berbincang dengan salah satu pendirinya,  Ali Syamsudin Arsy, yang dikenal pula sebagai penyair, konsep kemah sastra ini sendiri berbeda dengan Persami. Lebih memusatkan kepada materi-materi sastra seperti pelatihan kepenulisan, misalnya, juga ada pentas-pentas dari peserta maupun penampil yang telah disiapkan.

“Dalam acara nantinya, akan lebih banyak sharing atau bincang motivasi dari pemerhati sastra ataupun pelaku sastra sendiri,” katanya.

Berlokasi di Kindai Seni Kreatif Banjarbaru yang dinilai strategis untuk kegiatan semacam itu, karena jauh dari keramaian dan punya halaman yang lumayan luas, rencananya kemah sastra ini bakal diadakan selama tiga hari, mulai 1 – 3 Juli 2022.

Sejauh ini, ada sekitar 4 sekolah yang terdaftar, di antaranya:  SMPN 4 Paringin dengan 10 peserta dan 2 pendamping, SMAN 1 Tamban dengan 5 peserta dan 1 pendamping, SMP Muhammadiyah Banjarbaru dengan 10 peserta dan 1 pendamping, dan SMPN 11 Banjarbaru dengan 10 peserta dan pendamping. Ini tak menutup kemungkinan masih bertambah, namun kata penyair yang akrab disapa “Asa” itu pula, mereka menahan diri untuk membatasi peserta meski mulanya dibuka se-Kalsel. Hal ini lantaran kata dia, demi mengantisipasi hal-hal yang boleh jadi tak maksimal.

“Soal air atau tempat buang air, misalnya. Itu jika tidak disiapkan sungguh-sungguh dan pesertanya banyak, bisa-bisa kacau,” tambahnya.”

Soal pendanaan tambahnya, didapat dari beberapa sumber, bahkan bantuan-bantuan banyak datang dari personal, dari teman-teman berkesenian. Selain itu, dana juga diperoleh dari uang insentif, di mana minimal lima sampai 10 peserta dalam satu regu, mesti membayar Rp300 ribu. Tapi ancang-ancang, jika atas nama personal, bukan sekolah, membayar setengahnya.

Kemah sastra ini adalah jilid satu, artinya, ada kemungkinan berlanjut, dan tak hanya peserta-peserta dari pendidikan umum, tapi terbuka lebih luas lagi. “Kalau ini berjalan lancar, entah tiga atau enam bulan ke depan, kami akan menggelarnya lagi. Bahkan bisa jadi mengundang teman-teman sastrawan dari luar Kalimantan.” 

“Kami berharap dari kegiatan Kemah Sastra ini, selain melatih agar mereka intens dalam menulis, juga untuk membuka potensi-potensi calon sastrawan muda di Kalimantan Selatan,” pungkasnya. (musa/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner