Masyarakat Banjar punya banyak makanan/kudapan. Seperti lakatan, kokoleh dan lain lain. Selain rasanya yang nikmat, ternyata kudapan banjar tersebut memiliki filosofi dan harapan harapan urang Banjar dalam menjalani kehidupan.
Contohnya adalah lakatan bainti. Kudapan ini sering disediakan urang Banjar dalam acara batamat/khataman al qur'an. Ternyata makna dari disediakan lakatan ini adalah harapan bahwa al qur'an yang sudah dibaca atau dihafalkan bisa lengket di otak. Sebagaimana wujud kudapan lakatan yang memiliki tekstur lengket.
Contoh lainnya adalah kudapan kokoleh. Kokoleh sering dihadirkan urang Banjar dalam acara seperti perkawinan, selamatan, dan lain lain. Ternyata makna dari dihadirkannya kokoleh adalah agar urang Banjar "bapakoleh" (memperoleh pendapatan), sebagaimana nama kudapan kokoleh tersebut.
Makanan/kudapan Banjar diatas juga sering disediakan didepan dekat pimpinan acara keagamaan seperti pembacaan maulid nabi dan selamatan. Tujuannya adalah agar wadai dan makanan tadi mendapat limpahan berkah dari ayat qur'an dan sholawat yang sudah dibacakan tadi.
Untuk menghadirkan wadai atau kudapan diatas, masyarakat Banjar biasanya bergotong royong dalam menyediakannya. Gotong royong merupakan nilai luhur yang dikembangkan melalui adanya makanan khas banjar ini disetiap acara.
Sumber : Majalah Kandil, edisi Juni 2021
Posting Komentar