Kisah Sopir dan Penjual Pentol Alih Profesi Jadi Badut Jalanan di Banjarmasin, Bertahan di Masa Pandemi | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 19 Juli 2020

Kisah Sopir dan Penjual Pentol Alih Profesi Jadi Badut Jalanan di Banjarmasin, Bertahan di Masa Pandemi

BERITABANJARMASIN.COM - Siapa sangka profesi badut jalanan ternyata cukup menjadi solusi menambah pendapatan di kala pandemi. Jurnalis Beritabanjarmasin.com sempat menemui Rahmani yang melakoni badut jalanan. 

Rahmani menggunakan kostum badut kartun anak, di depan gerai ATM di Jalan Dahlia, Kelurahan Mawar, Kota Banjarmasin.

"Setara dengan menjadi supir 5-10 tahun yang lalu. Tetapi, tidak semua yang didapatkan berupa uang. sering juga ada yang ngasih makanan, bingkisan, sembako," ujarnya.
Sebelum menggeluti profesi badut jalanan, Rahmani sempat menjadi sopir angkot. Namun, sejak banyaknya aplikasi taksi online pendapatannya mulai menurun, sehingga membuatnya beralih profesi menjadi badut jalanan.

"Waktu jadi sopir, seringnya nyewa angkot. Murah cuma 25 ribu. Tapi makin kesini, penumpang makin sepi. Terus saya coba jadi badut, harga sewa kostumnya sama dengan harga sewa angkot. Ternyata lebih untung di sini, jadi saya lanjutin," ungkapnya.

Saat ditanya apakah ada rencana beralih profesi lagi, Rahmani tegas menjawab tidak. Ia rupanya tetap ingin menjadi badut pinggir jalan. "Enak soalnya, jam kerjanya tidak terikat dan bisa istirahat semau saya," tutur Rahmani.

Berbeda dengan Rahmani yang fokus menggeluti profesi sebagai badut jalanan, Muhammad Anis mengaku hanya sementara menggeluti profesi sebagai badut jalanan, hal ini karena penghasilan dari berjualan pentol merosot tajam akibat pandemi Covid-19.

"Sebelum pandemi, 5-6 kilogram pentol selalu ludes diborong pelanggan. Waktu pandemi, saya kerja dari jam 8 pagi sampai 12 malam cuma habis 1 Kg. Pendapatan saya merosot 90 persen," tuturnya.

Dikatakannya, pekerjaan sebagau badut jalanan dilakoni demi menyambung hidup untuk menafkahi dua orang anak dan istrinya. "Anak saya dirumah ada dua, Umur 22 pengangguran, sama Umur 17 kelas 2 SMA," ungkap Anis.

Kehawatiran yang Anis rasakan saat bekerja menjadi badut jalanan, yaitu bertemu Satpol PP. "Tadi ada lewat tapi untungnya cuma dapat teguran," pungkasnya. (Fitri/Puji)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner