Gula Pasir dan Emas Pendorong Inflasi di Kalsel | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 09 April 2020

Gula Pasir dan Emas Pendorong Inflasi di Kalsel

BERITABANJARMASIN.COM - Sektor komoditas terutama gula dan emas menjadi pemicu pendorong inflasi di Kalsel.

Dari keterangan tertulis BI Kalsel, pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,28% (mtm), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,08% (mtm). 

Terdapat tiga kota penghitung inflasi di Kalsel, yaitu Banjarmasin, Tanjung dan Kotabaru. Pada Maret 2020, deflasi bersumber dari seluruh kota penghitung inflasi yaitu Kota Banjarmasin deflasi sebesar 0,30% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang inflasi 0,02% (mtm). Kota Tanjung deflasi sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,91% (mtm). Sedangkan Kotabaru deflasi sebesar 0,14% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,30% (mtm).

Berdasarkan kelompoknya, deflasi Kalsel terutama bersumber dari kelompok transportasi sebesar 2,67% (mtm), diikuti kelompok makanan dan minuman sebesar 0,52% (mtm). Sementara kelompok kesehatan mengalami kenaikan (inflasi) 0,90% (mtm). 

Berdasarkan komoditas, penahan inflasi utamanya bersumber dari angkutan udara, ikan nila, daging ayam ras, cabai merah dan bawang putih. Adapun komoditas yang mendorong inflasi dengan andil terbesar adalah gula pasir, emas perhiasan, telur ayam ras, semangka dan vitamin.

Secara tahunan, inflasi Kalsel pada Maret 2020 tercatat sebesar 2,81% (yoy), lebih rendah dibanding inflasi tahunan Februari 2020 sebesar 3,28% (yoy). Pencapaian inflasi Kalsel masih berada dalam sasaran inflasi nasional 2020 sebesar 3,0±1%.

Inflasi daerah Kalsel tahun 2020 diprakirakan terkendali sesuai sasaran inflasi nasional yaitu 3,01%. Faktor pendukung penurunan inflasi Kalsel 2020 yaitu cuaca yang lebih baik, program peningkatan produksi pertanian, dan penguatan koordinasi TPID di antaranya melalui implementasi Roadmap Pengendalian Inflasi dan kerjasama antar daerah, serta perluasan jaringan Toko Tani Indonesia, Rumah Pangan Kita, Ewarong, dan kanal distribusi lainnya serta kegiatan pasar murah/operasi pasar.

Inflasi Kalimantan pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm), lebih rendah dari bulan lalu yang inflasi 0,37% (mtm). Komoditas penyumbang inflasi tertinggi adalah emas perhiasan, gula pasir, telur ayam ras, beras dan tomat, sedangkan penahan inflasi adalah angkutan udara, ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan biaya pulsa.

Inflasi nasional pada Maret 2020 tercatat sebesar 0,10% (mtm), dengan demikian deflasi Kalsel sebesar 0,28%(mtm) lebih rendah dibanding inflasi nasional. (maya/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner