Penulis asal Banua akan Unjuk Gigi di Emerging UWRF 2018 | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Kamis, 28 Juni 2018

Penulis asal Banua akan Unjuk Gigi di Emerging UWRF 2018

Pratiwi Juliani, Penulis asal Banua di Emerging UWRF 2018/beritabanjarmasin.com
BANJARMASIN, BBCOM - Tahun ke-15 penyelenggaraan Emerging Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) Yayasan Mudra Swari Saraswati, beberapa waktu lalu telah mengumumkan 5 nama yang terpilih  untuk tampil dalam perhelatan sastra, seni, dan budaya terbesar di Asia Tenggara yang akan diselenggarakan di Ubud, pada 24-28 Oktober 2018. 

Penulis emerging sendiri adalah istilah yang digunakan oleh UWRF untuk para penulis Indonesia yang memiliki karya berkualitas namun belum memperoleh publikasi.

Dari kelima nama yang diumumkan pada 21 Juni lalu, terselip satu nama panelis asal Banua (Kalimantan Selatan) yaitu Pratiwi Juliani. 

Kelima nama tersebut yaitu: Andre Septiawan dari Pariaman, Sumatera Barat, Pratiwi Juliani dari Rantau, Kalimantan Selatan, Rosyid H. Dimas dari Yogyakarta, Reni Nuryanti dari Aceh, dan Darmawati Majid dari Bone.

Wanita kelahiran Amuntai 26 oktober 1991 ini mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian yang membanggakan ini.  Pasalnya, ini adalah ajang perhelatan sastra, seni, dan budaya terbesar di Asia Tenggara. "Bersyukur sudah pasti, Alhamdulillah. Sisanya adalah semangat untuk menyiapkan materi yang baik untuk di share di Ubud nanti," ungkap Pratiwi kepada beritabanjarmasin.com, pada Kamis (28/06/2018).

Ia mengaku, tdak ada kiat khusus agar dirinya terpilih menjadi penulis Emerging UWRF 2018. "Tidak ada kiat khusus, karena proses penjurian tentu bukan hal yang bisa kita siasati. Satu-satunya cara adalah; jika kau sudah punya cita-cita, jangan lakukan apapun selain yang terbaik," tambahnya. 

Wanita yang mengaku aktif menulis dari pertengahan 2017 ini, menyampaikan pesan agar bisa menuangkan ide dalam bentuk tulisan. "Berlatih. Setiap ide setidaknya harus dituliskan agar tidak menghilang begitu saja. Lagipula, setiap manusia pasti akan mati. Namun manusia yang tidak meninggalkan jejak tulisan, dengan sendirinya tidak pernah ada," paparnya. 

Karya yang membuatnya terpilih adalah sebuah novel yang mempunyai benang merah tentang seorang penulis 'gila' yang bergulat dengan nilai budaya lintas negara dan asmara lintas usia. Novel ini sendiri berlatar Banua (Kalsel) tercinta, Belanda dan Prancis.

Pratiwi berharap novel yang ia buat dapat bermanfaat. "Mudah-mudahan novel ini bisa menginspirasi semua kalangan, dan tentu saja, semoga bisa jadi pelecut semangat penulis muda banua kita," tandasnya. (puji/ayo)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner