Kalsel Belum Bergerak, Sumbar Sudah Mulai Bangun Minang Mart | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Rabu, 25 Mei 2016

Kalsel Belum Bergerak, Sumbar Sudah Mulai Bangun Minang Mart

BERITABANJARMASIN.COM - Menjamurnya mini market modern di Kalsel, khususnya Banjarmasin membuat kekhawatiran pada para pedagang warung tradisional. Provinsi Sumatera Barat misalnya sudah membenahi ini dengan meluncurkan program Minang Mart. Sehingga bisa menjadi contoh bagi Kalsel.

Program Minang Mart sendiri sudah diresmikan kemarin (24/5/2016). Minang Mart untuk kebangkitan ekonomi masyarakat bersama-sama. "Basamo Mangko Bisa"

Dengan kolaborasi tiga kekuatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), masing-masing PT Grafika, Bank Nagari dan Jamkrida, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menjalankan 1000 Minang Mart di Sumbar.

Minang Mart merupakan program untuk menghidupkan ekonomi kerakyatan dengan jalan Pemprov melalui BUMD membeli hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan kerajinan masyarakat untuk dipasok pada pedagang yang dijual kembali ke konsumen dengan harga wajar. "Keuntungannya ekonomi kerakyatan hidup. Kita beli dari masyarakat produsen dengan harga wajar, kita jual ke masyarakat dengan harga lebih murah," kata Gubernur Sumbar, DR Iwan Prayitno

PT Grafika bertugas mengelola atau membeli barang sekaligus memasok ke pedagang. Bank Nagari ditugaskan memberikan suntikan pinjaman dana bagi pedagang yang membutuhkan penambahan modal dengan marjin syariah hanya 7 persen, sedangkan Jamkrida berfungsi untuk menjamin pedagang mendapatkan kredit jika tidak memiliki agunan

"Minang Mart bukan mendirikan bangunan baru, melainkan bekerjasama dengan pedagang yang telah memiliki toko untuk di branding Minang Mart, sekaligus mendapat pasokan dengan harga murah," urainya.

Terdapat empat kelompok Minang Mart yang direncanakan, yakni kelas A yakni toko yang memiliki bangunan besar dan buka selama 24 jam. Kemudian, kelas B, dengan kapasitas dibawah kelas A. Sementara untuk kelas C untuk warung,selanjutnya kelas D yakni pedagang gerobak yang diberikan modal dari bantuan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) senilai Rp 2 Juta.

"Kita bukan membangun, tapi merangkul pedagang untuk ikut bergabung, kita pastikan kita akan memasok barang dengan harga murah dibanding distributor lainnya. Kalau mereka kurang modal, kita sediakan bantuan kredit berbunga rendah. Tapi ini bukan bisnis waralaba, ini semacam konsolidasi. Kalau pedagang itu hanya ambil pasokan dari kita sebagian saja tidak apa-apa,” papar dia. [orin/sip]

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner