Kalsel Belum Siap UN Online | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 09 Januari 2015

Kalsel Belum Siap UN Online

BANUAONLINE.COM – Rencana untuk mengganti sistem menjawab ujian nasional (UN) menjadi sistem online dianggap harus melihat kesiapan infrastruktur pendidikan di daerah. Khususnya di Kalimantan Selatan, belum semua sekolah mempunyai komputer yang cukup untuk pelaksanaan ujian nasional secara online tersebut.
Apalagi sampai sekarang penerapan kurikulum saja masih belum beres bagi para siswa di banua. Oleh karena itu, Mendikbud Anies Baswedan diminta memperhatikan dengan cermat persoalan ini. Supaya tak terjadi kekacauan pelaksanaan ujian nasional mendatang yang kabarnya akan berganti nama menjadi evaluasi nasional (enas).
Google
Direktur Eksekutif Institut Peduli Pendidikan (IPP) Kalimantan Selatan, Rizaldi Nazaruddin mengatakan, pada UN online para siswa tidak lagi mengerjakan soal ujian di lembar jawaban komputer dan membulatinya dengan pensil 2B. Namun hanya duduk di depan komputer yang sudah dihubungkan dengan server dan mengerjakan soal menggunakan komputer. “Kami menganggap Kalimantan Selatan belum siap UN Online. Mendikbud harus mempersiapkan infrastrukturnya dulu, baru diterapkan di sini,” kata Rizaldi (1/2015).
Dijelaskannya, ada permasalahan lain yang menanti, yaitu untuk sekolah di daerah terpencil. Tidak semua sekolah, khususnya di daerah terpencil memiliki laboratorium komputer yang bisa digunakan untuk pelaksanaan UN Online. Selain itu, jaringan komputer, kata dia, tentu memerlukan teknisi khusus untuk mengoperasikannya. “Kalau daerah perkotaan seperti Banjarmasin mungkin sebagian besar siap. Tapi pertanyaannya bagaimana dengan di daerah terpencil? Apa siswa disuruh ke kota dulu hanya untuk menjawab soal ujian,” kritiknya.
Kondisi kelistrikan di Kalimantan Selatan yang masih biarpet dianggapnya menjadi salah satu kendala pelaksanaan UN online. Apalagi untuk pelaksanaan UN online benar-benar bergantung pada energi listrik untuk menghidupkan komputer. Jika saat UN tiba-tiba listrik padam, bisa mengganggu konsentrasi para siswa.
Pelaksanaan UN online menurutnya memang merupakan gagasan yang bagus karena bisa menghemat biaya dan waktu, namun di satu sisi perlu persiapan yang benar-benar matang. Jangan sampai seperti penerapan kurikulum, hingga seolah terjadi dualisme kurikulum untuk para siswa di Indonesia. Sebagian masih menjalankan kurikulum 2013, sebagian lagi kembali ke kurikulum 2006. “Tidak bisa sembarangan, perhatikan sekolah di daerah terpencil. Kalau mau UN online, ya harus siap dengan konsekuensi untuk menyediakan sarananya di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, H Haryanto yang membidangi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat berpendapat pelaksanaan UN secara online ke depan memang sudah seharusnya dilaksanakan. Namun ia juga sependapat kalau sarana pendukung pelaksanaan UN online harus dilengkapi terlebih dahulu. “Ya jangan terburu-buru namun tidak siap. Harus siap dulu,” kata dia. (stp/mb)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner