Hotspot Nol, Kabut Masih Ada? | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 09 November 2014

Hotspot Nol, Kabut Masih Ada?

BANJARMASIN, BANUAONLINE - Sepintas memang aneh bin ajaib, kondisi kabut asap di Kalimantan Selatan. Meskipun hotspot (titik api) sudah nol melalui pantauan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), namun kabut asap masih saja menyesakkan pernapasan. Ada apa sebenarnya?

Untuk mengetahui apa penyebab hal yang aneh ini, wartawan Mata Banua menanyakan langsung kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan. Dari sana diketahui, bahwa penyebab kabut asap ternyata berasal dari sisa-sisa kebakaran hutan di tanah gambut yang bersifat asam.

Menurut Suriadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalimantan Selatan, hal ini disebut kebakaran bawah. Yaitu kebakaran yang terjadi di bawah permukaan tanah yang terjadi pada lahan gambut. Di Indonesia kebakaran bawah ini umum terjadi di Kalimantan dan Sumatra bagian timur, terutama di kawasan perhutanan dengan lahan gambut. "Kebakaran bawah susah untuk diketahui dan susah dipadamkan dengan metode biasa," kata Suriadi.

Lahan gambut yang sudah terbakar menghasilkan energi panas yang lebih besar dari kayu/arang terbakar. Selain itu, jika terjadi kebakaran di lahan gambut sangat sulit untuk dipadamkan dan apinya akan merambat di bawah permukaan sehingga kebakaran lahan bisa meluas dan sulit dikendalikan. "Inilah yang menyebabkan sulitnya mengendalikan kebakaran lahan dan kabut asap. Meski di permukaan, api sudah padam, namun di bawah permukaan tanah masih terbakar dan menimbulkan asap," urainya.

Status siaga darurat bencana di Kalimantan Selatan sendiri sebenarnya sudah dicabut sejak akhir Oktober lalu. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan pun sudah dilakukan, dilengkapi dengan langkah pengeboman air melalui Helikopter Water Bombing.

Namun kekuasaan Tuhan tetap tak bisa dikalahkan. Kabut asap terus melanda sebagian besar daerah Kalimantan Selatan, khususnya di daerah Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Batola. "Status siaga darurat bencana kabut asap dan kebakaran lahan sudah dicabut. Namun kita tetap siagakan tim di lapangan," ujarnya.

Untuk memadamkan sisa-sisa kebakaran lahan tersebut, tim darat dari BPBD Kalimantan Selatan dan Kabupaten bekerjasama untuk melakukan pemadaman. Namun karena keterbatasan daya jangkau, tak semua bisa diantisipasi.

Sekedar informasi, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan mengandung partikel debu lebih tinggi dibanding kandungan oksigen berdasarkan Indeks Standar Pengukur Udara (ISPU).

Kabut asap hasil kebakaran lahan yang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan belakangan ini, ditengarai mengandung Particulate Matter (PM-10) berlebih. Zat ini berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Particulate Matter sendiri merupakan partikel padat atau cair yang ditemukan di udara.  (stp/November 2014)

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner