BERITABANJARMASIN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) tengah bersiap melakukan pemetaan ulang terhadap potensi wisata daerah.
Langkah strategis ini bukan sekadar penyesuaian, melainkan upaya menyeluruh untuk menjawab tantangan pariwisata global yang semakin dinamis.
Plt Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Fitriah, menjelaskan bahwa kota berjuluk “Seribu Sungai” ini perlu menyegarkan kembali wajah wisatanya agar tetap relevan dengan tren dan kebutuhan wisatawan masa kini.
“Pariwisata adalah sektor yang terus berubah. Kita tidak bisa stagnan. Wisata susur sungai memang tetap menjadi ikon, bahkan telah diatur dalam Perwali Nomor 25 Tahun 2016, tapi kita juga harus jujur bahwa ada destinasi yang sudah tidak lagi representatif, bahkan tidak layak untuk dikunjungi,” ujar Fitriah saat ditemui pada Jumat (18/7/2025).
Audit dan Revitalisasi Menyaring yang Layak, Menyemai yang Baru
Sebagai langkah awal, Disbudporapar akan melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh destinasi wisata, termasuk destinasi berbasis masyarakat yang sebelumnya telah masuk dalam Surat Keputusan Wali Kota.
Audit ini ditujukan untuk mengevaluasi kelayakan destinasi dan menentukan potensi pengembangan lanjutan.
Namun revitalisasi tidak berhenti di sana. Fitriah menekankan pentingnya menggali potensi baru, terutama yang berakar pada budaya lokal. Oleh karena itu, pemetaan ke depan akan difokuskan pada tiga arah pengembangan utama:
• Wisata Kuliner Halal dan Otentik,
• Wisata Budaya dan Sejarah Tersembunyi,
• Kampung Tematik berbasis partisipasi warga melalui Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata).
“Tren wisata hari ini tidak lagi soal tempat, tapi soal pengalaman. Wisatawan ingin sesuatu yang personal, autentik, dan menyentuh kearifan lokal. Itulah yang ingin kami tonjolkan,” jelasnya.
Membangun Sinergi, Menguatkan Komunitas
Disbudporapar juga menyadari bahwa pengembangan pariwisata tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci.
Pemerintah kota kini aktif menjalin sinergi dengan perguruan tinggi, pelaku usaha pariwisata, komunitas lokal, dan tentu saja, Pokdarwis.
Langkah konkret telah diambil tim Disbudporapar mulai turun ke lapangan untuk meninjau langsung kondisi destinasi dan mengevaluasi peran aktif Pokdarwis.
Fitriah menyebut ini sebagai bagian dari strategi audit dan revitalisasi peran masyarakat lokal.
“Pariwisata masa depan bukan hanya tentang menarik wisatawan, tapi tentang bagaimana warga kota ikut menciptakan pengalaman yang bermakna. Kita harus jadi tuan rumah yang ramah, kreatif, dan penuh inisiatif,” tegasnya.
Dengan pendekatan adaptif dan menyeluruh ini, Banjarmasin berupaya menjaga denyut pariwisatanya tetap hidup—bukan hanya di peta, tapi juga di hati para pengunjung. (Arum)
Posting Komentar