Sikap Datu Kalampayan Menanggapi Ajaran Wahdatul Wujudnya Syekh Abdul Hamid Abulung Martapura. | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Senin, 30 Mei 2022

Sikap Datu Kalampayan Menanggapi Ajaran Wahdatul Wujudnya Syekh Abdul Hamid Abulung Martapura.



Selain ilmu fiqih, Datu Kalampayan juga ahli ilmu tasawuf. Beliau begitu giat mengembangkan tarekat sammaniyah di Banjar.

Kemudian dimasa itu muncul lah Syekh Abdul Hamid dengan ajaran "Wahdatul Wujud." Rupanya ajaran beliau agak sedikit menimbulkan perselisihan paham dikalangan orang awam dan sampailah hal ini ke telinga Sultan Banjar. Sultan Banjar pun meminta saran kepada Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan Martapura).

Lalu Datuk Kalampayan pun memberi saran kepada Sultan : Ajaklah berunding, bila gagal, tolaklah secara bijaksana, tapi kalau belum berhasil, maka hal ini Sultan Harus mempertimbangkannya secara seksama.

Sultan Banjar pun melaksanakan saran tersebut. Namun ternyata gagal. Maka Sultan putuskan hukuman mati kepada Syekh Abdul Hamid karena dianggap membahayakan orang banyak. Maka keputusan hukuman mati Syekh Abdul Hamid bukanlah keputusan Datu Kalampayan.

Syekh Abdul Hamid pun di hukum mati dan dimakamkan di kampung Abulung Martapura. Menurut riwayat, saat Syekh Abdul Hamid di hukum mati, memancarlah darah dengan kalimat yang berbunyi "la Ilaha ilallah"

Yang harus diperhatikan disini adalah, keputusan hukuman mati kepada Syekh Abdul Hamid Abulung bukan lah keputusan Datu Kalampayan Martapura. Pendapat ini begitu banyak tersebar, bahkan di buku buku sejarah sekalipun. Padahal Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari tetap menyarankan agar diselesaikan secara bijaksana

Sumber : buku "Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari" tulisan Abu Daudi, sub judul "Terlibat Dalam Masalah Tasawuf " hal 58


Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner