Banjir Sebabkan Petani Gagal Panen, Dinas TPH Kalsel Salurkan Bantuan Benih | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Sabtu, 06 Maret 2021

Banjir Sebabkan Petani Gagal Panen, Dinas TPH Kalsel Salurkan Bantuan Benih

BERITABANJARMASIN.COM - Banjir yang terjadi di Kalsel menyebabkan munculnya hama puso yang menyerang padi para petani mengakibatkan gagal tanam dan gagal panen mencapai 30 ribu hektar.

Hal ini disampaiakan Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Kalsel, Syamsir Rahman, Sabtu (6/3/2021).

Sementara kata Syamsir rata-rata produksi padi di Kalsel per tahunnya mencapai 4 ton per hektar."Jadi kita kehilangan 120 ribu ton akibat banjir ini," ujar Syamsir.

Meski begitu dia mengatakan hal ini tidak begitu berdampak terhadap produksi dan konsumsi masyarakat Kalsel. Hal ini karena produksi padi dalam satu tahun di Kalsel sendiri mencapai 2 juta ton lebih, sehingga dari total 120 ribu ton padi yang gagal panen masih ada 1,9 juta ton.

"Konsumsi beras masyarakat Kalsel kita kurang lebih ada sekitar 350 ribu ton untuk setahun. Jadi masih ada surplus 1 juta sekian," ungkapnya.

Dimana dikatakan dia saat banjir para petani banyak yang mengamankan gabah di pinggir jalan kemudian di turup menggunakan terpal.

"Di lumbung pangan, posko-posko, yang melalui APBD nya, ada di Bulog, semuanya memang dijual oleh petani," terang Syamsir.

Sementara itu, untuk 30 hektar padi yang diserang hama puso akibat banjir, Syamsir mengatakan sudah memintakan bantuan bibit padi untuk 50 ribu hektar kepada Kementerian Pertanian (Kementan).

"Sengaja kita minta berlebih pada saat setelah mereka tanam kemudian ada yang terserang hama, kita masih ada angka di 20 ribu hektar. Jadi tidak perlu khawatir, masih ada stok kita," jelasnya.

Sedangkan untuk padi lokal pihaknya sudah meminta bantuan dari biaya tak terduga (BTT) dari pemerintah provinsi Kalsel yang sedang diusulkan dan diproses. Dia berharap bantuan tersebut segera diberikan mengingat masa tanam padi tidak bisa diundur sehingga harus segera direalisasikan.

"Padi lokal itu yang harus kita berikan. Tanaman pertanian itu tergantung waktu dan musim. Kalau nanti 2 bulan baru keluar BTT nya, percuma. Saya sedang mendesak dengan kepala bappeda untuk memprioritaskan pertanian yang menyangkut hajat hidup padi yang dilakukan petani," pungkas Syamsir.

Untuk berapa banyak dan luas lahan yang membutuhkan bantuan untuk setiap daerah semuanya tergantung dari Pemerintah Kabupaten setempat yang akan mengusulkan. (fitri/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner