COVER STORY: Geliat Peluang Usaha Rumahan Saat Masa Pandemi di Banua | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Sabtu, 24 Oktober 2020

COVER STORY: Geliat Peluang Usaha Rumahan Saat Masa Pandemi di Banua


SELAMA pandemi, geliat ekonomi otomatis mengalami penurunan. Banyak lini usaha yang harus berjibaku dengan turunnya omzet. Namun ada pula yang memilih terus mencari peluang, berusaha kreatif untuk menjemput rezeki. Seperti beberapa usaha yang dilakukan beberapa orang di bawah ini mungkin bisa jadi inspirasi.

Umbi Porang, Bisnis "Menjanjikan" Selama Saat Pandemi

Menanam tanaman porang ternyata bisa menjadi bisnis menjanjikan di tengah pandemi Covid-19. Itulah bisnis yang kini tengah digeluti salah satu Komisaris PT Mash, H Ali Hasni.

Pada awalnya PT Mash bergerak di bidang penjualan kavling tanah. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia khususnya Kalimantan Selatan, membuatnya memutar otak dan memanfaatkan lahan yang ada untuk mencoba menanam berbagai tanaman.

Dari mulai buah semangka hingga cabai sudah ia coba, hingga pada akhirnya dengan melakukan beberapa study ke beberapa tempat melihat di Banyuwangi Ali bersama timnya mendapat informasi tentang tanaman porang.

"Lalu kita mulai mempelajari dan dapatlah kawan-kawan dari jawa yang siap bersama kami membangun PT Mash ini, saling isi kita, kawan yang punya ilmu perkebunan dari jawa tapi mereka kewalahan di lahan," ungkap Ali, beberapa waktu lalu kepada BeritaBanjarmasin.com

Berawal dari situlah PT Mash mulai fokus untuk membudidayakan tanaman porang. Selain itu, tanaman porang lebih bagus ditanam saat musim hujan tiba sekitar bulan 10, 11, 12 masa tanam.

"Jadi porang ini beda dengan tanaman lain, kalau porang lebih mengikuti musim hujan itulah dari musim tanam sampai musim panen," tuturnya.

Dari masa tanam hingga masa panen memerlukan waktu hingga 6 bulan lamanya, setelah panen tanaman porang akan mengalami yang namanya tidur (dormen), yang mana tubuh bagian atas tanaman akan mati namun bagian bawah masih tetap hidup. "Tumbuh lagi tapi lebih besar, semacam istirahat itu uniknya," tuturnya.

Tidak main-main keuntungan yang dihasilkan dari hasil panen porang pun cukup menjanjikan yakni dari modal Rp150 sampai Rp 200 juta per hektare menghasilkan 1 miliar sampai Rp1,4 miliar.

"Itu sesuatu yang selama ini aku cari, kalau aku tanam semangka modal 15 juta gaji karyawan aja pas-pasan," ucap Ali.

Mahalnya harga porang karena tanaman ini banyak dicari hingga pasar luar negeri seperti Jepang, Vietnam, Korea dan masih banyak negara lain.

Umbi tanaman porang digunakan sebagai pengganti beras disebut beras porang, dijadikan tepung, dipakai sebagai bahan baku kosmetik dan obat. 

"Di luar negeri gencar-gencarnya orang berpindah beras ke beras porang, gandum pun sekarang sudah pindah ke beras porang karena tidak mengandung zat pemanis," bebernya.

Tingginya permintaan umbi porang sementara tanaman hanya hidup di wilayah Asia saja, sehingga yang mampu mengadakan bibit dan bahan baku tersebut hanya Asia.

Hal ini juga yang saat ini menjadi fokus PT Mash untuk menyediakan bibit tanaman porang

"Harga porang saat ini kalo untuk bibit di jawa Rp 290 per kilo gramnya, sedangkan di Kalsel Rp130 sampai Rp175 ribu per batang," terangnya.

Tidak hanya itu tanaman porang memiliki sedikit risiko bisa mati karena tidak ada hama karena merupakan tanaman hutan yang tumbuh bebas.

PT Mash juga menyediakan program, yaitu paket pekarangan khusus bagi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki lahan, dengan hanya membayar pendaftaran Rp 5 juta sebagai mitra dari PT Mash, sudah mendapatkan 1.000 bibit porang.

Peluang dari Memelihara Ikan Cupang di Rumah

Ikan cupang yang dulunya dipelihara hanya sebagai hobi, kini prospek bisnisnya cukup menjanjikan.

Apalagi selama pandemi yang mengharuskan masyarakat lebih sering di rumah saja, membuat ikan cupang kini diminati dan dicari oleh masyarakat.
Seorang penjual ikan cupang yang sudah cukup lama ‘bermain’ dalam bidang ini, Irfan mengatakan bahwa selama pandemi penjualannya ikan meningkat.

"Karena ada Covid-19 banyak yang di rumah saja termasuk anak-anak yang memilih untuk memelihara ikan bahkan ada yang menernak ikan cupang," ucap pemilik Toko Faqih saat ditemui Beritabanjarmasin.com di Jalan Kampung Melayu Darat Banjarmasin.

Ikan mungil yang memiliki corak warna indah ini ternyata cukup mudah perawatan dan penanganannya. Yakni dengan rutin mengganti air sekali sehari menggunakan air yang sudah dibiarkan semalaman untuk menghilangkan kandungan kaporit dalam air.

Selanjutnya ikan cupang cukup diberi makan satu kali saja dalam sehari. Memelihara Ikan cupang juga harus satu ikan dalam satu tempat, tidak boleh digabung.

Saking populernya ikan cupang ditambah bentuk dan warna yang beragam, ikan cupang mulai naik panggung kontes. Ikan cupang diadu dalam hal keindahan fisiknya, mulai dari kemewahan warna, bentuk sirip dan rupa ekor.

Hal ini tentu berpengaruh bagi beberapa penjual ikan cupang yang meraup keuntungan. "Keuntungan drastis selama masa pandemi mencapai 50 persen," tutur Irfan.

Harga Ikan cupang yang dijual bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu per ekornya tergantung jenis dan kualitas ikan cupang.

Hal yang sama turut dirasakan penjual ikan cupang di kawasan yang sama, yakni Melayu Aquarium yang mengalami peningkatan penjualan selama pandemi Covid-19.

"Ikan cupang cepet habis dan belinya partai," ungkap Karyawan Toko Melayu Aquarium, Syamsul.

Di Toko Melayu Aquarium juga menjual 15 jenis ikan lain seperi ikan arwana, ikan koi, yang sebagian besar didatangkan dari Jawa.

Pundi Rupiah dari Tanaman Monstera

Akhir-akhir ini, tanaman monstera sedang banyak diburu. Perawatan tanaman hias satu ini pun cukup mudah. Maka tidak heran jika monstera menjadi tanaman hias yang diminati.
Selain itu, keunikan daunnya menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih akhir-akhir ini tanaman tersebut sedang hits-hitsnya, bahkan harganya pun bisa mencapai ratusan juta.

Kepada jurnalis Beritabanjarmasin.com, salah satu penjual aneka jenis tanaman hias monstera, Nora berbagi cerita mengenai tanaman monstera atau janda bolong yang tengah hits akhir-akhir ini.

Menurut Nora hitsnya suatu tanaman seperti yang sedang ramai, yakni tanaman monstera atau janda bolong pada dasarnya hukum pasar. Permintaan lebih besar dari barang yang tersedia bukan hanya dari lokal tapi juga dari luar negeri. 

Selain itu, pandemi Covid-19 yang membuat orang stay at home lebih banyak membuat orang mencari hobi baru dirumah, salah satunya berkebun.

Harga monstera tinggi juga dikarenakan proses pertumbuhan yang tergolong lama dan tergolong rawan gagal bagi pemula yang baru bermula di dunia tanaman. Kalo untuk perawatan tergolong mudah," ungkap Nora.

Tanaman monstera juga memiliki bentuk daun yang sangat cocok sebagai pemanis ruangan atau teras dengan belahan daun yang menyejukan mata.

Harga tanaman monstera yang dijual Nora berkisaran Rp200.000 sampai Rp5 juta, tergantung pada kelangkaan, ukuran dan motifnya untuk tanaman variegata.

Nora juga membagikan tips merawat tanaman monstera yakni cukup disiram dua kali seminggu, bahkan menurutnya ada yang tidak perlu penyiraman apabila penempatan tanaman yang tepat.

"Jenis tanaman yang tanpa penyiraman ini adalah terrarium, tanaman dalam gelas kaca. Jadi, dia otomatis self watering dari embunnya sendiri," terangnya.

Ketertarikan Nora terhadap tanaman sudah sejak kecil bahkan sudah mengoleksi tanaman. Sedangkan memulai bisnis tanaman hias yakni mulai 2017. Tanaman hias yang ia jual awalnya di datangkan dari pulau Jawa, namun sekarang sudah bisa membuat bibit sendiri.

Menurut Nora hits dan trend nya tanaman ada masanya, lama tidaknya tidak dapat dipastikan. Namun, apabila jenisnya langka dan susah diperbanyak akan semakin lama trendnya.

"Karena banyak orang yang ingin memiliki, namun ketersediaan di pasaran terbatas," pungkasnya.

Sebagai informasi, Untuk bisa membeli tanaman hias berjenis Monstera bisa di beli melalui akun Instagram @indoorplantbanjar, sedangkan untuk jenis tanaman hias bermacam-macam bisa di beli di @simpleplants.bdj.


Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner