Kisah Nenek Sariyam, Setia Jual Pisang di Pasar Gambut Belasan Tahun | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Sabtu, 28 Desember 2019

Kisah Nenek Sariyam, Setia Jual Pisang di Pasar Gambut Belasan Tahun

BERITABANJARMASIN.COM - Terlihat sosok tua renta duduk di Terminal Pasar Gambut, sambil sesekali mengamati jalan dan merebahkan badannya.

Saat jurnalis Beritabanjarmasin.com, menghampiri nenek berusia 80 tahun tersebut bernama Sariyam. Dirinya sedang menunggu taksi yang biasa membawanya pulang menuju rumahnya di Martapura setelah selesai berjualan.

"Aku jualan habis biasa jam 10 tapi taksi datang biasanya jam satu, jadi aku mehadang santai di sini sambil berabah," ucapnya.

Diketahui Sariyam berjualan pisang dari Martapura ke Pasar Gambut sudah 15 tahun lebih lamanya sejak ia masih muda. "Aku sudah lama jualan di sini dari masih muda," tuturnya.

Sariyam biasa mendapatkan pisang yang ia jual dari petani pisang yang ada di Martapura. Ia biasa sekali membeli menghabiskan uang Rp500 ribu, dan pisang yang ia beli pun tidak matang untuk kemudian ia diamkan di rumah sampai matang.

"Nukar nya hari kamis habis itu di jual hari senin, biasanya kalo yang hanyar nukar balum masak aku menjual stok pisang yang masih ada bekas tedahulu yang masih ada" terangnya.

Pisang yang ia jual diantaranya pisang mauli, susu, gunung, ambon, awa, manurun, dan buah kasturi jika pada musimnya.

Dari pukul enam pagi Sariyam berangkat menuju Pasar Gambut dengan menaiki taksi langgananya. Dirinya mengatakan harga taksi saat berangkat lebih mahal karena membawa pisang yaitu Rp30 ribu, sedangkan saat pulang dan tidak membawa barang hanya Rp15 ribu.

Keuntungan menjual buah pisang dari modal Rp 500 ribu Sariyam hanya mendapatkan 100 ribu, meski dengan keuntungan sedikit dan ongkos pulang pergi separo dari untung yang ia dapatkan. Sariyam tetap bersyukur dan terus berjualan.

"Ada aja untungnya asal kawa bayar taksi lawan kawa nukar baras, gula, minyak, itu gen syukur banar," tuturnya.

Sariyam berjualan hanya di hari Senin dan Jumat, ia juga memiliki tujuh orang anak yang ke enam nya sudah berkeluarga masing-masing dan tinggal jauh darinya.

Saat ia muda berjualan buah pisang hingga Kapuas bersama suaminya saat masih hidup dengan menyeberang menggunakan kapal, dan saat sang suami meninggal ia mulai berjualan di Pasar Gambut saja.(Fitri/Puji)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner