Sampul Buku Ini Resahkan Warga Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Rabu, 02 Agustus 2017

Sampul Buku Ini Resahkan Warga Banjarmasin

BANJARMASIN, BBCOM - Beredarnya buku tulis bersampul tulisan tentang teroris di Banjarmasin, membuat resah sebagian warga.

Sampul buku tulis yang bertuliskan 'Anak Islam Bukan Terosris' di bagian depan dan bagian belakang bertuliskan 'Aku Belajar Agama Untuk Menjadi Anak Saleh Bukan Menjadi Seorang Teroris' itu keluaran dari salah satu penerbit.

Seorang warga Sungai Jingah Mardiana, tidak menyangka dan terkejut buku tulis yang dibeli untuk anaknya yang baru duduk di bangku kelas 2 SD bertuliskan kata - kata tentang teroris.

"Belinya kemarin, buku bertuliskan teroris itu ada di dalam. Jadi tidak ketahuan kalau ada kata - kata seperti itu. Kalau yang lainnya katanya baik - baik saja," jelasnya.

Dengan adanya sampul buku tersebut, I
Ia sebagai orangtua khawatir jika anaknya terlalu dini mengenal hal yang seharusnya belum saatnya untuk diketahui.

"Saya bingung kalau anak saya bertanya teroris itu apa, saja harus jawab apa," ucapnya.

Sementara itu, dosen Prodi Psikologi FK ULM Rika Vira menjelaskan, memang benar jika permasalahan terkait terorisme sudah sepatutnya tidak diperkenalkan untuk anak, khususnya bagi anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Mengingat, pemahaman tentang terorisme cukuplah sulit bagi anak, karena berbicara tentang terosisme merupakan hal yang kompleks.

"Memahami arti terorisme atau radikalisme adalah suatu pemahaman yang sifatnya kompleks sehingga kemungkinan anak kurang mampu memahami makna dari terorisme/radikalisme itu sendiri," jelasnya.

Ia menyarankan, kepada orangtua agar lebih jeli dalam memilih buku, khususnya bagi anak - anak berusia dini. Sebab, tambahnya lagi, rasa keingintahuan anak di masa itu sangatlah tinggi. Sehingga tugas orangtua harus menjelaskan dengan benar tanpa mengajarkan doktrinisasi atau kebencian.

"Kita sarankan, jika ada pilihan mungkin dicari sampul buku yang lebih anak - anak saja," kata Rika.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada dasarnya sesuai tahapan perkembangan moralnya, anak SD sudah mampu dan paham mengenai sikap dan perilaku yang baik benar buruk salah. Sehingga kemungkinan yang dapat dijelaskan kepada anak mengenai teroris adalah terkait konsep perilaku salah benar baik buruk dari terorisme, bukan mengenai konsep radikalisme. [sbr]

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner