Karya Anak Cilik Indonesia Muncul di Amazon | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Jumat, 15 Mei 2015

Karya Anak Cilik Indonesia Muncul di Amazon

JAKARTA - Anak-anak yang lahir di rentang tahun 1980–awal 2000 dikenal sebagai Generasi Millenial, generasi yang terlahir dan dibesarkan dengan kemajuan teknologi berbasis internet dan piranti cerdas. Di Indonesia, APJII memperkirakan ada 43 juta Millennial terkoneksi internet selama 2014.
Tak mengherankan jika kehidupan mereka selalu dikelilingi piranti berteknologi terkini dan kemudahan akses informasi. Kondisi ini yang membuat mereka memiliki kemampuan multi-tasking: mengerjakan tugas sembari mendengarkan musik dan menonton video online.
“Teknologi sudah menjadi nyawa dan nafas keseharian bagi anak Millennial. Jika digunakan secara benar, mereka akan memiliki media untuk menciptakan konten dan kesempatan untuk unjuk gigi di panggung dunia,” ujar Cahyana Ahmadjayadi, mantan Dirjen Aplikasi dan Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika  di Jakarta, Rabu (13/5).
Pernyataan Cahyana ini ingin menunjukkan bahwa di balik kekhawatiran para orang tua akan kemudahan akses informasi seperti sekarang ini, ada peluang luar biasa besar untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai katalis bagi anak-anak Millennial (digital native). Khususnya untuk berkreasi dengan musik, tulisan, lukisan, dan semua hobi lain yang mereka sukai.
Manfaat luar biasa itu yang telah dirasakan oleh Jessica Tan dan Jennifer Tan. Berkat orang tuanya yang telah memperkenalkan teknologi sejak usia dini, duo kembar ini mampu berkarya dengan piranti cerdas yang mereka miliki. Di usianya yang ke-11, keduanya telah menerbitkan buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris di Amazon Amerika Serikat dalam versi Kindle e-Book.
Tentu saja, kemampuan menulis keduanya ini tak diperoleh secara instan. Sejak usia 7 tahun saat mengikuti tugas bekerja kedua orang tuanya di Amerika, duo kembar ini sangat menyukai internet, game, membaca dan menulis layaknya anak Millennial yang lain. Karena itu, mereka membekali kedua putrinya dengan piranti cerdas berupa iPad.
Kedua orangtuanya ingin memberikan akses teknologi sejak dini bagi kedua putrinya untuk melatih kreatifitas dan bereksperimen dengan fantasi mereka dalam bentuk karya kreasi digital. Dengan iPad ini pula, mereka membuat aturan. “Kami mengijinkan mereka main game dan melihat video online selama 60 menit, asalkan mereka telah membaca dan membuat cerita tentang apa pun yang ada dibenak mereka selama 60 menit,” ujar mereka seperti dilansir dari Tajuk.co.
Dua tahun di Amerika, dan kembali ke Jakarta, tak membuat hobi menulis duo kembar yang lahir di Surabaya, Juli 2003 ini luntur. Di usia 9 tahun, baik Jessica maupun Jennifer mampu menyelesaikan buku cerita pertama mereka saat duduk kelas 4 di sekolah dasar. Jessica menulis buku cerita berjudul ‘Peach the Wise Dog and the Twin Puppies’ (tentang binatang kesayangan). Sedangkan saudara kembarnya, Jennifer, menyelesaikan buku ‘Laura Green and the Screaming Maze’ (tentang misteri).
“Aku suka banget baca buku misteri. Lama-lama aku jadi pengin bikin buku misteri sendiri,” ujar Jennifer. “Kalau aku, terinspirasi dari seekor anjing bernama Cherish saat masih di Amerika,” ujar Jessica.
Dua tahun berselang, saat duo kembar berusia 11 tahun dan duduk di kelas 6 sekolah dasar Jakarta Nanyang, kedua buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris ini telah terbit di Amazon, Amerika Serikat dalam versi Kindle e-Book. Dan awal Mei tahun ini, versi cetaknya telah diterbitkan oleh Penerbit Kiddo dan tersedia di Toko Buku Gramedia di seluruh Jabodetabek.
“Ini merupakan penerbitan buku cerita fiksi anak berbahasa Inggris pertama bagi Kiddo. Kami sangat tertantang untuk menyajikan buku cerita berkualitas yang berbeda dari yang lain,” ujar Pradikha Bestari, editor untuk Penerbit Kiddo, lini penerbit buku anak di Kepustakaan Populer Gramedia. “Apa yang dilakukan Jessica dan Jennifer sangatlah inspiratif. Kami ingin menularkannya kepada anak-anak Indonesia yang lain.”
Karya Jessica dan Jennifer ini juga patut diancungi jempol karena seluruh hasil royalti penjualan kedua buku ini akan disumbangkan ke Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) yang peduli dengan pengembangan anak muda di Indonesia. “YCAB sangat mendukung usaha Jessica dan Jennifer. Keduanya mampu membuktikan bahwa anak-anak kita pun bisa berkontribusi di kegiatan sosial sejak usia dini melalui karya-karya mereka,” ujar  Veronia Colondam, CEO YCAB Foundation.
Di sisi lain, karya duo kembar ini juga memicu semangat anak-anak Millennial lainnya untuk terus berkarya dan tidak hanya menjadi konsumen untuk konten dari luar negeri. Modal kreatifitas dan kefasihan teknologi sudah tersedia di anak-anak Millenial Indonesia. Tinggal bagaimana kita menyalurkannya. “Kalau lagi bosan, coba nulis aja. Menulis buku tidak usah cepat-cepat, satu hari cukup dua halaman kecil aja. Yang penting jangan gampang putus asa!” saran Jessica untuk anak-anak seusia mereka yang ingin menulis. (DWI/bun)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner