BANUAONLINE.COM - Kalimantan Selatan masih kekurangan tokoh muda yang mempunyai ketokohan cukup kuat. Itulah yang menjadi kesimpulan dari diskusi Majelis Pikir NDWA (Ngopi,Diskusi,wan Aksi) di minggu kedua bulan ini (3/2015). Meskipin beberapa memang mempunyai potensi memimpin banua.
Majelis Pikir NDWA sendiri adalah sebuah wadah diskusi dunia maya yang diisi oleh berbagai kalangan di Kalimantan Selatan, mulai dari para jurnalis, dosen, aktivis lingkungan, aktivis mahasiswa, guru, dan banyak lagi. Dalam diskusi tersebut, menarik sebuah benang merah, bahwa saat ini figur yang akan maju pada pilkada Kalimantan Selatan hampir semuanya adalah para kaum tua.
Memang dikotomi tua - muda bukanlah patokan dalam kualitas seseorang dalam memimpin daerah. Namun ini setidaknya membuktikan dua hal, Pertama kurangnya daya tawar tokoh muda banua. Kedua, kekuatan pemilik modal masih menjadi salah satu faktor utama penentu kemenangan calon kepala daerah.
Beberapa tokoh muda di banua dianggap mempunyai potensi, namun potensi ini masih belum bisa mengalahkan para figur "tua" yang memiliki modal besar untuk maju menjadi kepala daerah di Kalimantan Selatan. "Ada beberapa yang memiliki potensi, namun ketokohannya belum cukup, apalagi maju dalam pilkada jelas perlu sokongan dana," ujar Jeng Retno, salah satu pegiat diskusi Majelis Pikir NDWA.
Sementara itu, Dewi yang juga pegiat Majelis Pikir NDWA mengatakan, Kalimantan Selatan hingga saat ini masih dibelenggu persoalan infrastruktur listrik dan kerusakan lingkungan. Padahal Kalimantan Selatan adalah penghasil batubara terbesar kedua di Indonesia setelah Kalimantan Timur. "Inilah yang menjadi keprihatinan kita," tandasnya.
Begitulah, diskusi di Majelis Pikir NDWA berjalan mengalir, tanpa sekat. Berpikir membuat kita mampu melihat yang tidak bisa dilihat oleh pesimisme. Aku berpikir, maku aku ada ujar Rene Descartes. (stp)
Posting Komentar