UN Online Harusnya Tak Dipaksakan | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Rabu, 25 Februari 2015

UN Online Harusnya Tak Dipaksakan



BANUAONLINE.COM – Rencana digelarnya ujian nasional (UN) secara online di Kalimantan Selatan dianggap membuat repot. Jika sekolah di Kalimantan Selatan memang tidak siap secara teknis dan infrastruktur, UN Online diminta tak dipaksakan. Sehingga terkesan menambah masalah baru.
Hal ini terbukti dari empat sekolah yang digadang-gadang bakal mampu melaksanakan UN online di Banjarmasin ternyata menyatakan tidak sanggup karena kekurangan infrastruktur untuk pelaksanaan UN online.
Pengamat pendidikan dari Institut Peduli Pendidikan (IPP) Kalimantan Selatan, Rizaldi mengatakan UN online tak usah dipaksakan kalau memang malah memberatkan bagi sekolah. Menurutnya perkembangan teknologi memang harus dimanfaatkan, namun jika sarananya tak mendukung jadi malah merugikan. “Tak usah sok canggih pakai UN online segala. Kalau memberatkan dan membuat repot mending tak usah,” katanya kepada Mata Banua, Senin (23/2).
Ditambahkannya, memang tak semua sekolah akan melaksanaan UN online di Kalimantan Selatan, sebab hanya dimulai oleh beberapa sekolah perintis saja. Dinas Pendidikan Provinsi akan melakukan verifikasi terhadap sekolah-sekolah itu di wilayahnya masing-masing. Namun tetap saja memberatkan.
Selain itu harus beberapa persyaratan yang telah ditentukan Puspendik. Persyaratan tersebut salah satunya adalah ketersediaan komputer. Rasio minimal antara jumlah siswa peserta UN dengan jumlah komputer adalah 1:3. Yaitu satu komputer untuk tiga anak. “Sekolah perintis UN online yang ditunjuk namun tak mampu yang tidak usah dipaksakan lah,” cetusnya.
Syarat lain adalah sekolah perintis harus memiliki server yang baik, misalnya memiliki memori cukup untuk menyimpan data dari pusat. Hal-hal itulah yang akan diverifikasi dinas pendidikan provinsi sebelum Kemendikbud memutuskan nama-nama sekolah yang akan menjadi sekolah perintis UN.
Pelaksanaan UN online menurutnya memang merupakan gagasan yang bagus karena bisa menghemat biaya dan waktu, namun di satu sisi perlu persiapan yang benar-benar matang. Jangan sampai seperti penerapan kurikulum, hingga seolah terjadi dualisme kurikulum untuk para siswa di Indonesia. Sebagian masih menjalankan kurikulum 2013, sebagian lagi kembali ke kurikulum 2006. “Tidak bisa sembarangan, perhatikan sekolah di daerah terpencil. Kalau mau UN online, ya harus siap dengan konsekuensi untuk menyediakan sarananya di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, H Haryanto yang membidangi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat berpendapat pelaksanaan UN secara online ke depan memang sudah seharusnya dilaksanakan. Namun ia juga sependapat kalau sarana pendukung pelaksanaan UN online harus dilengkapi terlebih dahulu. “Ya jangan terburu-buru namun tidak siap. Harus siap dulu,” kata dia. stp

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner