Nasib Perpustakaan Kota Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 10 Februari 2015

Nasib Perpustakaan Kota Banjarmasin

Kata orang bijak membaca akan membuka wawasan. Buku adalah gudang ilmu dan mencerahkan manusia. Sayang, agaknya ini tidak menjadi perhatian mendalam bagi Pemkot Banjarmasin. Perpustakaan Kota Banjarmasin jauh dari kesan modern, bahkan bangunannya nampak tua. Sangat kontras dibanding menara pandang megah yang baru dibangun tepat di seberangnya.

SYAM INDRA PRATAMA, Banjarmasin.

Kontras Dengan Bangunan Menara Megah di Seberangnya
Perpustakaan Kota Banjarmasin yang terletak di Jalan Piere Tendean Banjarmasin itu nampak sepi. Pagi itu hanya ada empat orang yang berkunjung, untuk membaca buku maupun sekedar membaca koran lokal dan nasional yang digantung rapi.

Saat masuk ke dalamnya, suasana seperti masuk ke dalam perpustakaan tempo dulu langsung terasa. Tak ada pendingin ruangan, hanya ada kipas angin yang berputar menghembuskan hawa hangat ke dalam ruangan. Bagunan yang terbuat dari kayu semakin menambah suasana kurang modern jika kita berkunjung ke sini.

Bahkan tak terdapat katalog buku digital yang biasanya bisa diakses pada layar komputer khusus. Padahal di Puskesmas kecamatan saja sekarang sistem loket sudah menggunakan sistem digital dengan komputer. Koleksi buku lumayan lengkap, namun masih belum ada klasifikasi yang jelas jenis-jenis buku semisal filsafat, politik, agama, maupun ekonomi. Hanya ada tulisan klasifikasi buku baru dan lama.

Salah satu pengunjung, Hudan asal Banjarmasin Utara misalnya, merasa perpustakaan Kota Banjarmasin perlu dibenahi dengan serius. Kurangnya minat baca masyarakat kota Banjarmasin menurutnya bukanlah alasan, karena sudah menjadi tanggungjawab pemangku kebijakan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Salah satunya adalah menyediakan tempat baca dan buku yang nyaman, dan moderen. Sehingga orang akan tertarik untuk berkunjung. “Dari dulu hingga sekarang tidak banyak berubah. Harus ada perhatian serius,” kata dia.

Ini barangkali membuktikan, bahwa kota Banjarmasin sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan masih kurang memperhatikan pengembangan intelektual masyarakatnya. Padahal untuk kota sebesar Banjarmasin, harusnya memiliki perpustakaan yang representatif untuk para pelajar dan masyarakat umum. Memang nampak remeh, namun dalam pembangunan manusia saat ini, secara bertahap masyarakat setidaknya digiring lebih intelektual. “Sayang kan, Kota Banjarmasin yang besar ini gak punya Perpustakaan yang bagus dan layak. Sudah punya Mall, Bioskop, dan Hotel bagus. Harusnya Perpustakaannya lebih bagus,” tuturnya.

Ironisnya, suasana di dalam dan di luar nampak berbeda. Jika kita berada di dalam serasa berada dalam perpustakaan tempo dulu, saat ke luar kita akan melihat betapa gagahnya menara pandang yang baru dibangun oleh Pemkot Banjarmasin dengan dana tak sedikit. Jika saja boleh ditukar, menara itu dijadian perpustakaan, mungkin lebih baik. Namun itu hanya utopia belaka.

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner