Gara-Gara BBM-an, Banyak Cerai di Banjarmasin | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 06 Januari 2015

Gara-Gara BBM-an, Banyak Cerai di Banjarmasin

BANUAONLINE.COM - Kasus perceraian di Banjarmasin ternyata cukup tinggi. Dalam satu bulan, ada sekitar 200 kasus perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama Banjarmasin. Sejak Januari hingga November, sudah ada 1268 kasus perceraian. Mayoritas disebabkan pihak ketiga dan ketidakharmonisan.

Tingginya kasus perceraian ini diakui oleh Wakil Panitera Pengadilan Agama Banjarmasin, Syamsul. Meski nampak enggan memberikan komentar, ia melalui para stafnya mengakui bahwa tingkat perceraian di Banjarmasin memang tinggi. "Seharusnya yang berkomentar adalah pak Kepala Pengadilan Agama Banjarmasin. Perceraian memang cukup tinggi," ujarnya.
Menurut data yang ada di Pengadilan Agama Banjarmasin, dari 1268 laporan cerai berupa talak dan gugat, sekitar 1225 kasus sudah diputuskan. Mayoritas disebabkan pihak ketiga, seperti perselingkuhan. Menariknya, gugatan cerai banyak pula hanya diawali dari media sosial. Bagaimana bisa?
Ternyata, banyak suami yang ketahuan berselingkuh melalui pesan singkat dari media sosial seperti Blackberry Messengger (BBM), Facebook, dan pesan singkat biasa melalui operator seluler.
Google
Dari sana kemudian berkembang menjadi gugatan cerai. "Banyak yang awalnya karena ketahuan berkomunikasi dengan wanita lain melalui media sosial," ujar salah seorang staf wakil panitera yang tak mau dipublikasikan namanya.
Untuk usia perkawinan, kata dia, paling banyak kasus perceraian terjadi pada pasangan yang menikah selama lima sampai sepuluh tahun. Usia perkawinan tersebut dikatakannya sangat rawan perceraian. Untuk umur, rata-rata juga masih cukup muda. "Karena saat menikah, tidak mungkin pasangan kita sempurna, pasti ada kekurangan. Nah karena tak sabar dengan kekurangan ini bisa menyebabkan perceraian," urainya.
Selain itu, ketidakharmonisan dan faktor ekonomi juga menjadi penyebab tingginya tingkat perceraian di Banjarmasin. Semakin sempitnya lapangan pekerjaan dan tingginya kebutuhan membuat rumah tangg menjadi kurang harmonis, berujung pada perceraian. "Itulah, semakin berkembang kota, barangkali semakin meningkat kebutuhan hidup," tambahnya.
Sementara itu advokat dari Lembaga Bantuan Hukum Unlam, Muhamad Pazri yang juga berpengalaman dalam mengurus kasus perceraian mengakui hal tersebut. Menurutnya Banjarmasin cukup tinggi tingkat perceraiannya.
Paling banyak disebabkan oleh pihak ketiga. Menurutnya, Pemerintah Kota Banjarmasin harus memperhatikan hal ini. Karena banyak pula anak-anak hasil perkawinan yang menjadi korban karena perceraian orang tuanya. "Paling tidak Pemkot Banjarmasin tak tutup mata, ini menyangkut psikologi anak-anak korban perceraian juga," tandasnya. (stp/mb)

Terimakasih sudah mengunjungi BANUAONLINE.COM.
Follow twitter kami di @banuaonline untuk update berita terbaru.


BACA JUGA 

Kisah Pemuda Banua yang Dicintai Anak Jalanan, Siapa Dia? >> http://www.banuaonline.com/2014/12/kisah-relawan-anak-jalanan-kalsel.html 

H Muhidin Mau Pulau Kembang Loh! >> http://www.banuaonline.com/2015/01/muhidin-inginkan-pulau-kembang.html 

2015, Sebagian Wilayah Kalsel masuk Kalteng? >> http://www.banuaonline.com/2014/12/sebagian-kalsel-bakal-masuk-wilayah.html

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner