BANUAONLINE.COM – Krisis listrik di Kalimantan Selatan seolah
tak berujung. Daerah lumbung energi ini harus menelan pil pahit payahnya
kondisi kelistrikan. Oleh karena itu, PLN Wilayah Kalselteng didesak
mempercepat pembangunan pembangkit baru, terutama PLTU unit 5 dan 6
dalam waktu dekat.
Hal ini, agar krisis listrik di banua bisa dikurangi.
Sehingga masyarakat bisa sedikit bernapas lega dengan adanya tambahan
PLTU baru. "Kita mendorong agar PLN mempercepat pembangunan pembangkit
baru untuk mengatasi krisis energi di wilayah Kalsel dan Kalteng," kata
Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel, Ibnu Sina (1/2015).
Hal ini dikarenakan daya listrik yang disediakan beberapa
pembangkit ini pas dengan kebutuhan masyarakat, sehingga gangguan pada
salah satu pembangkit bisa menyebabkan pemadaman aliran listrik. "Karena
daya terpasang maupun produksi daya listrik ini sudah pas-pasan,
sehingga gangguan sedikit bisa menyebabkan pemadaman aliran listrik,"
ujarnya.
Untuk itulah, percepatan pembangunan pembangkit listrik
unit 5 dan 6 PLTU Asam-asam harus segera dilakukan agar krisis listrik
yang terjadi tidak semakin parah. "Padahal pada Agustus 2013 lalu, kita
sudah mengumumkan merdeka dari pemadaman aliran listrik, namun
kenyataannya masih sering padam," cetusnya.
Namun diharapkan pembangkit baru ini tidak menggunakan
produksi Cina, seperti halnya unit 3 dan 4, yang justru banyak
bermasalah, dibandingkan kontribusinya dalam menyediakan daya listrik.
"Yang sudah biarlah, namun pembangkit baru ini bisa segera
direalisasikan secepatnya. Kita capek dengan pemadaman yang terus
menerus," tegasnya.
Selain itu, juga dipercepat PLTU Pulang Pisau bisa masuk ke
sistem Barito ini, agar kekurangan daya listrik bisa terpenuhi, atau
paling tidak pemadaman tidak perlu terjadi, mengingat daya tersedia
masih memadai. "Kita ingin agar PLN bisa menjamin kapan krisis listrik
ini berakhir, atau paling tidak pemadaman tidak terjadi lagi," paparnya.
Jika diperlukan regulasi, seperti halnya Perda Pengaturan
Pohon di sekitar jaringan listrik, maka dewan siap melakukannya agar
bisa mengatasi gangguan pada jaringan. "Apa yang bisa dibantu untuk
mengatasi masalah kelistrikan ini, namun kelihatannya lebih pada alat,
atau pembangkitanya," tandasnya.
Sebelumnya, pihak PLN Wilayah Kalselteng, mengakui,
ketersediaan listrik kini hampir sama dengan beban puncak masyarakat,
bahkan hanya tersisa kelebihan 6 MW.
Apalagi terjadi pengurangan pasokan pada PLTA Riam Kanan
pada musim kemarau ini, yang semula 30 MW, kini hanya sekitar 4,5 MW,
namun kekurangan ini bisa ditutupi oleh pembelian listrik dari swasta.
(stp/mb)
Posting Komentar