Mahasiswa NTB ke Banjarmasin Sampaikan Aspirasi | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Selasa, 30 September 2014

Mahasiswa NTB ke Banjarmasin Sampaikan Aspirasi


Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Begitulah mungkin peribahasa yang dipegang oleh anak muda ini. Sehingga rela jauh-jauh dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menuju Banjarmasin menggunakan kapal laut selama satu minggu. Rute yang ia lalui bukan main-main, dari NTB-Makassar-Batulicin baru ke Banjarmasin.

Wajah pemuda bernama Muhammad David nampak kusut. Baju yang dipakainya pun juga kumal. Maklum saja, ia baru sampai dari Bima, Nusa Tenggara Barat menuju Banjarmasin menggunakan kapal laut. Selama satu minggu David merasakan goyangan kapal karena gelombang laut yang cukup tinggi, hingga tak bisa tidur.

Mahasiswa asal Sekolah Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Bima ini memang tergolong nekad. Ia dan seorang temannya tak mau melakukan perjalanan jalur udara karena biayanya dianggap terlalu mahal. Mereka lebih memilih menggunakan kapal laut, dengan ongkos seadanya.

Kedatangan David ke Banjarmasin bukannya tanpa tujuan. Ia diundang oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat untuk menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) bersama 60 Universitas lainnya di Indonesia. “Karena kawan-kawan aktivis mahasiswa di Banjarmasin mengundang untuk rakernas dan aksi, maka kami datang ke sini, bagaimanapun caranya,” kata David.

Kemarin David dan sekitar seratus mahasiswa peserta rakernas FL2MI juga melakukan aksi demonstrasi di kantor DPRD Kota Banjarmasin dan DPRD Kalimantan Selatan. Mereka menyampaikan aspirasi agar anggota DPRD tak hanya makan gaji buta. Namun harus menjalankan amanah dari rakyat yang sudah memilih. “Saya ke Banjarmasin sekalian aksi sama teman-teman aktivis mahasiswa,” ujarnya.

David menceritakan pengalamannya selama melakukan perjalanan jalur laut. Menurutnya selama satu minggu berada dalam kapal laut, gelombang cukup tinggi dan menyeramkan. Ia bahkan beberapa hari tak bisa tidur karena gelombang membuat kapal bergoyang cukup kuat. “Seram juga rasanya, kapal bergoyang tak beraturan cukup lama. Saya sampai tak bisa tidur,” kisahnya.

Dari NTB selama tiga hari perjalanan, David sampai di pelabuhan Makassar, baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Untuk urusan mandi, mencuci dan makan terpaksa harus seadanya. Karena tak membawa baju cukup banyak, David mencuci baju di kapal laut. “Nyuci di Kapal saja, kalau tidak, gak punya baju lagi,” tuturnya.

Untuk ongkos keberangkatan ke Banjarnasin, David mengakui memang diberikan  khusus oleh pihak Universitas. Namun itu hanya ongkos kapal laut, sedangkan untuk makan dan  lain-lain selama berada di Banjarmasin ditanggung sendiri olehnya. Demi ke Banjarmasin, David rela merogoh kocek uang sakunya untuk kuliah. “Ya gak apa-apa, namanya juga perjuangan. Mahasiswa gak boleh Cuma diam, harus mengembangkan wawasan dan berpetualang,” tuturnya sambil tertawa.

Selama di Banjamasin. David mengaku puas, karena bisa menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada para wakil rakyat yang ada di DPRD Kota Banjarmasin dan DPRD Kalsel. Ia berharap para mahasiswa di Kalsel bisa lebih pro aktif dalam permasalahan daerah. Harus membela rakyat dan rajin mengawasi kinerja pemerintah dan para wakil rakyat di DPRD. “Jangan sampai mahasiswa lebih mementingkan senang-senang saja. Harus peka dengan nasib rakyat dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.(stp/mb)

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner